Lihat ke Halaman Asli

Dodik Suprayogi

Independen

Pompanisasi Berbahan Bakar Solar atau LPG, Mana yang Lebih Irit?

Diperbarui: 5 Juli 2023   06:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pompanisasi menggunakan solar (Dokpri Iqbal)

Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), memperkirakan Indonesia akan dilanda fenomena El Nino atau kemarau panjang yang dimulai dari Bulan Juni hingga akhir tahun 2023. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Kepala BMKG. Prof. Dwikorita Karnawati yang memprediksi fenomena El Nino akan terjadi di bulan Juni 2023.

"Diprediksi akan berlangsung dengan intensitas awalnya lemah sekitar bulan Juni kemudian setelah Juni diprediksi menguat hingga moderat," kata Dwikorita dikutip dari Detik.com (8/6/2023).

Apa Dampak El Nino?

Deputi Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mego Pinandito dalam diskusi terkait El Nino di Jakarta, Selasa (20/6/2023), menuturkan bahwa El Nino sudah terjadi. Dampak paling nyata adanya fenomena el nino adalah kekeringan yang akan mengancam ketersediaan air untuk masyarakat, industri, dan pertanian terutama wilayah sentra padi.

Curah hujan yang rendah mengakibatkan kekeringan ekstrim di berbagai wilayah di Indonesia. Terutama di wilayah-wilayah sentra padi. Karena pada periode Juni hingg akhir tahun 2023, merupakan waktu musim tanam padi.

Curah hujan yang rendah mengakibatkan ketersediaan air untuk pengairan tanaman padi tidak ada, terutama di wilayah sawah tadah hujan sehingga musim tanam padi mundur. Padi yang sudah tertanam, diprediksi akan gagal panen. Diprediksi produksi padi secara nasional akan anjlok.

Hal ini berpotensi mengancam ketersediaan stok bahan pangan nasional terutama ketersediaan beras.

"Curah hujan dan ketersediaan air irigasi berkurang, berimplikasi pada penurunan produksi sebanyak 3,06 persen setiap kejadian," ujar Mego dikutip dari Kompas.com (21/6/2023).

Pompanisasi, Salah Satu Cara Hadapi Kekeringan "El Nino"

Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan ketersediaan air untuk pengairan padi sawah adalah dengan melakukan pompanisasi. Pompanisasi secara sederhana diartikan sebagai upaya pengairan teknis untuk padi sawah di wilayah tadah hujan atau wilayah setengah irigasi teknis menggunakan mesin pompa air dari sumber-sumber air (pantek) atau dari pusat air (sungai, embung, waduk).

Terutama saat musim kemarau tiba, peran pompanisasi sangat penting dan berpengaruh nyata dalam keberhasilan budidaya padi.

Bantuan irigasi pompanisasi dari Kementerian Pertanianpun digelontorkan untuk petani-petani padi di wilayah sentra padi yang terdampak el nino. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline