Lihat ke Halaman Asli

Dodik Suprayogi

Independen

Lokakarya 1: Perubahan Iklim dan Pengenalan Petani atas Dampaknya

Diperbarui: 12 Juni 2023   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambutan dari Manager Area PLTU dan Koordinator BPP Sukra (Dokpri)

Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG)  mencatat, anomali perubahan iklim di Indonesia yang sudah masuk pada tahap mengkhawatirkan.

Berdasarkan catatan BMKG, periode 1981 sampai 2020, menunjukkan di tahun 2016 menjadi tahun terpanas dengan rekor kenaikan tertinggi sebesar 0,8 derajat celcius.  Berikutnya di tahun 2020 naik menjadi peringkat ke dua dengan kenaikan tertinggi sebesar 0,7 derajat celsius.

Dampak kenaikan suhu rata-rata tahunan di Indonesia, mempengaruhi berbagai perubahan komponen iklim seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, intensitas sinar matahari, hingga curah hujan.

Jika hal ini terus diabaikan, maka akan mengancam keberlangsungan hidup umat manusia dan kerusakan ekosistem.

Terlebih Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dimana sistem pertanian sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Kegiatan budidaya tanaman sangat ditentukan oleh faktor-faktor klimat yang saling berkaitan.

Jika perubahan iklim terus terjadi, maka tidak mustahil, sector pertanian di Indonesia akan terganggu. Dampak lebih luas, indeks ketahanan pangan Indonesia akan semakin merosot dan mengancam kestabilan dan keamanan negara.

Perlu upaya nyata dalam menyikapi perubahan iklim terutama di sector pertanian kususnya bagi para petani agar dapat mempersiapkan strategi budidaya pertanian yang mampu menghadapi perubahan iklim.

Salah satu upaya nyata adalah melalui lokakarya “Perubahan Iklim Dan Pengenalan Petani Atas Dampaknya” yang digagas oleh PLTU Indramayu ber kolaborasi dengan Perkumpulan Petani Tanggap Perubahan Iklim (PPTPI) Indramayu  dan Warung Ilmiah Lapangan Universitas Indonesia.

Lokakarya 1 dilaksanakan pada hari Senin, 12 Juni 2023 bertempat di aula BPP Kec. Sukra Kabupaten Indramayu dihadiri oleh Camat Sukra, perwakilan petani dari Kecamatan Sukra dan Kecamatan Patrol, perwakilan PLTU Indramayu, pendamping on-farm Food Station, Prof Yunita guru besar dari Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia   dan penyuluh-penyuluh BPP Sukra.

1. Perubahan Apa Yang Dialami Petani Dan Dampak Ke Budidaya  Tanaman Oleh Petani?

Pak Kayad, salah satu petani peserta dari Desa Karanglayung, Kec. Sukra memberikan testimoni yang dirasakan dari perubahan iklim. 8 tahun lalu, beliau menyampaikan, musim hujan pasti terjadi di bulan “Ber-Ber” sejak September, Oktober, November, Desember, namun sekarang hujan dating tidak tentu musim, bahkan April-Mei masih hujan deras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline