13 Februari 2014 tengah malam menjelang pergantian hari, gelegar suara gemuruh keras terdengar hingga radius 45 Km dari sumbernya.
Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri meletus dengan dahsyat. Memporak-porandakan apapun yang ada di sekitarnya. Kepanikan, ketakutan dan kecemasan hanya itu yang dapat dirasakan.
Diperkirakan abu vulkanik Gunung Kelud terbang hingga ke Kota Yogyakarta dan Bandung Jawa Barat pada 14 Februari 2014. Letusan yang maha dahsyat bagi gunung yang memiliki ketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut.
Ketebalan abu vulkanik di kawasan Jombang mencapai 5-10 cm. Cukup untuk menutup aspal jalanan dan membuat gelap pandangan.
9 tahun usai, hari ini 14 Februari 2023, kembali mengenang, dan tidak berharap peristiswa tersebut terulang.
1. Hujan Abu Dan Kerikil
Dampak paling dahsyat adalah material abu, kerikil dan batu yang dimuntahkan saat Gunung Kelud erupsi mencapai radius 50 Km dari pusat letusan.
Meluluhlantahkan semua bangunan ringkih, menutup jalanan, dan memaksa semua penduduk di sekitarnya untuk meninggalkan rumahnya.
Jarak pandang di Kabupaten Jombang hanya berkisar 1 sampai 3 meter saja. Memaksa semua toko-toko untuk menutup dagangannya. Jalanan yang normalnya ramai, menjadi mati.
Jelas kepanikan sangat terasa, pasalnya Gunung Kelud hanya berselisih 1 jam 35 menit sebelum dinyatakan berstatus AWAS. Waktu yang cukup singkat untuk melakukan sosialisasi dan mitigasi kebencanaan.
Tidak dapat dihindari, banyak korban yang berjatuhan. Korban meninggal, korban terpisah dari keluarga, hewan ternak yang mati dan terlantar, memberikan pandangan menyedihkan ketika kembali mengingatnya.