Begitu banyak gaya kepemimpinan atau manajerial dalam lingkup organisasi atau lingkungan kerja yang banyak diadopsi dengan segala dampak baik dan buruknya. Salah satunya adalah gaya kepemimpinan mikro manajemen. Apa itu gaya kepemimpinan mikro manajemen?
Menurut International Journal of Business and Management Invention, mikro manajemen adalah sebuah manajemen kepemimpinan di mana seorang atasan melakukan pengamatan berlebih terhadap kinerja bawahannya. Ferry Atmadi, Executive Director MDI TACK Training Internastional menjelaskan micro-managing boss adalah tipe atasan yang cenderung mengontrol dan ikut campur secara rinci pekerjaan dari karyawannya. Pekerjaan yang seharusnya dapat didelegasikan kepada staf-stafnya, justru tetap ia pantau dan campuri.
Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah masuk pada gaya kepemimpinan mikro manajemen. Gaya kepemimpinan mikro manajemen menurut Coach Roby Tjiptadjaya, yang merupakan business coach Indonesia adalah :
1. Memiliki rasa kepercayaan yang rendah pada tim. Sehingga setiap proses setiap langkah selalu dipantau dan diawasi secara langsung. Mengambil alih pekerjaan yang dirasa tidak memuaskan dan mengesampingkan kerja tim.
2. Merasa hanya dirinya yang dapat bekerja secara baik dibandingkan lainnya. Cenderung menunjukkan sikap arogansi dan menang sendiri.
3. Selalu memaksakan semua proses yang berjalan harus memakai caranya sendiri. Bertumpu pada feeling dan logikanya sendiri.
4. Mencegah orang lain mengambil keputusan, apalagi keputusan strategis. Otokratik dan selalu berusaha menjadi one men show.
5. Berorientasi pada hal-hal detail. Tanpa adanya deskripsi tugas yang jelas, mikro manajemen adalah sebuah sistem yang justru mendorong atasan untuk berfokus pada proses pelaksanaan tugas.
Lalu apa keunggulan dan kelemahan dari gaya kepemimpinan mikro manajemen?
Jika dikelola dan dimanajemen secara baik, sebenarnya mikro manajemen mempunyai keunggulan dibandingkan gaya kepemimpinan lainnya. Sebaliknya, tanpa adanya kontrol yang kuat dari sebuah sistem berjalan, mikro manajemen hanya akan menjadi sebuah sistem toxic yang akan membunuh tim secara perlahan, mematikan kreatifitas dan perkembangan sumber daya manusia yang ada.