Lihat ke Halaman Asli

Masih Berpantun

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanjung pinang kotanya ramai,
tempat berdagang perantau minang,
badan ini lemah terkulai,
pujaan hati digandeng orang.

Pintalan benang pintal berganti,
tenunan halus songketpun jadi,
jikalau tuan rindukan istri,
pandang fotonya penghibur diri.

Ambil kembang sibunga rampai,
jadikan jimat pemikat hati,
tak usah resah di tinggal pergi,
cari yang lain buat penganti.

Biarlah malam tetap berlalu,
rembulan enggan berbagi sinar,
biarlah saya disini menunggu,
menanti untuk segera dilamar.

Kenapa bulan meratapi malam,
kemana bintang yang kau agungkan,
jikala hatimu terasa suram,
baca pantunku hilangkan beban.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline