Sejarah dunia mencatat telah beberapa kali kelompok teroris menggunakan tameng para warga sipil untuk menyuarakan tuntutan mereka. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan membajak pesawat dan menyandera para penumpangnya.
Terkadang tanpa segan mereka juga membunuh sandera untuk memaksa sebuah negara memenuhi tuntutan mereka. Kita semua sepakat bahwa mereka yang mengorbankan warga sipil yang tidak berdosa dengan apapun motifnya ataupun haluan politiknya adalah teroris.
Ketika situasi menjadi sangat genting dan berbahaya untuk para sandera, operasi militer menjadi satu-satunya jawaban untuk mengakhiri penyanderaan.
Satuan-satuan elite militer dari beberapa negara pernah melakukan operasi penyelamatan ini dan menorehkan reputasi besar mereka, termasuk pasukan kebanggan kita: Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang pada saat itu bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), sewaktu melakukan aksi pembebasan sandera pada peristiwa pembajakan pesawat Garuda Indonesia di Bandara Don Muang Thailand tahun 1981 silam.
Berikut adalah kisah 4 operasi pembebasan sandera paling dramatis berdasarkan urutan tahun waktu kejadiannya:
1. Operasi Pembebasan Sandera di Entebbe, Uganda tahun 1976
Tahun kejadian: 1976
Tempat Kejadian: Entebbe, Uganda
Operator: unit antiteror Sayeret Matkal dan unit-unit komando Tentara Pertahanan Israel (IDF Forces).
Di luar segala kontroversi mengenai negara Israel, salah satu kisah spektakuler pembebasan pembajakan pesawat pernah terjadi di bandara Entebbe, Uganda pada tahun 1976 ketika pasukan komando Israel melakukan operasi militer untuk membebaskan warganya yang disandera oleh kelompok teroris dan pasukan Uganda di tempat yang jauhnya ribuan kilometer dari Israel. Sebuah operasi militer yang langsung dilakukan di daerah lawan.
Pada tanggal 27 Juni 1976, sebuah pesawat penumpang Airbus Air France dengan nomor penerbangan 139 dengan 246 orang penumpang dan 12 awak bersiap untuk lepas landas dari bandara Athena Yunani untuk melanjutkan penerbangannya dari Tel Aviv Israel menuju ke Paris Perancis, namun sesaat sebelum lepas landas pesawat dibajak oleh 4 orang kelompok teroris yang menyamar sebagai penumpang.
Teroris memaksa pesawat terbang ke Benghazi Libya. Air France Flight 139 tidak melakukan kontak radio segera setelah meninggalkan Athena, yang mengundang kecurigaan pengawas udara Israel.
Dalam buku "Greatest Raids: Kisah-kisah Operasi Pembebasan sandera" karya Nino Oktorino (Elex Media: 2013) dikisahkan mengingat banyaknya penumpang warga Israel di pesawat tersebut, menghilangnya Flight 139 segera dilaporkan Dinas Intelijen Israel ke kabinet negeri tersebut.