Lihat ke Halaman Asli

Mau Dibawa Kemana Bangsa Ini?

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) didesak memperhatikan pelanggaran HAM berat terutama yang dilakukan aparat negara diantaranya tragedi 1965, konflik Timor Leste,  peristiwa periok 1984, Tragedi 27 Juli 1996, Tragedi Mei 1998, yang hingga kini masih terpendam." (Link: http://www.cathnewsindonesia.com/2012/02/29/komnas-ham-harus-tuntaskan-kasus-berat/)

"Komnas HAM segera menyelesaikan penyelidikan untuk tragedi 65. Semua korban mempunyai harapan besar terhadap penyelidikan kasus ini. Masyarakat jangan dibohongi.

“Komnas HAM mengecewakan rakyat Indonesia. Masyarakat tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan Komnas HAM. Komnas HAM telah menutup mata bagi korban 65,” ungkap Sumarsih.

Menurutnya, “Komnas HAM segera menyelesaikan penyelidikan dan diserahkan ke pemerintah agar hasil penyelidikan sebagai dasar hak-hak korban 65. Tidak ada alasan sulit ditemukan. Banyak buku yang menggambarkan kejadian 65." (Link: http://www.cathnewsindonesia.com/2012/01/19/komnas-ham-didesak-berani-tuntaskan-kasus-ham/)

Sudah Lemahkah HUKUM kita, sehingga Para penegak hukum baik Komnas HAM, POLRI, HAKIM, JAKSA, PENGADILAN sampai ke MA tidak mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum dalam hal ini Pelanggaran-pelanggaran HAM yang pernah terjadi di negeri ini?

Anda semua akan tercengang kaget bila mengetahui SEJARAH HUKUM yang sesungguhnya, yaitu HUKUM lahir dari RAHIM POLITIK! Ini sumbernya: http://www.herdiansyah.net/2011/06/hukum-progresif-dalam-perspektif-kelas.html. Karena HUKUM lahir dari rahim Politik, maka hanya IBU nya lah yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dari anak kandungnya sendiri. Sehingga mesti ada SOSOK yang memiliki daya tawar POLITIK yang tinggi di KOMNAS HAM seperti yang dikatakan Prof. DR. Jimly A di sini: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=297971.

Melihat banyak versi pengertian politik, maka sebenarnya bisa disimpulkan secara singkat bahwa “politik adalah siasat/cara  atau taktik untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

Artinya Prof. Jimly sebagai Ketua Pansel mencari sosok yang tidak LINIER dalam karir hidupnya.

Mungkinkah sosok yang hidupnya LINIER, sosok yang monoton hanya pada satu bidang saja yang mempunyai Posisi Tawar yang Tinggi dalam Politik?

Mesti ada seorang NELSON MANDELA ditengah-tengah bangsa yang penuh rasa "dendam dan kebencian" terhadap Dosa-dosa Sejarah yang ada seperti Indonesia.

Oleh sebab itu saya, Dodi Ilham memberanikan diri terpanggil untuk menjadi anggota KOMNAS HAM 2012-2017. Silahkan lihat CV, Visi dan Misi saya di Link ini: http://sosok.kompasiana.com/2012/02/25/%E2%80%9Cdodi-ilham-untuk-komnas-ham-2012/.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline