Lihat ke Halaman Asli

.:: Suara Petani ::.

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Selama 10 tahun terakhir, lahan pertanian susut 100.000 Ha lebih setiap tahunnya. Selama 10 tahun terakhir, jumlah keluarga petani berkurang yakni dari 31,17 juta rumah tangga, maka di tahun 2013 hanya tersisa 26,13 juta rumah tangga. Selama Rezim SBY, Import pangan meningkat terus setiap tahunnya.

MENJADI PETANI BUKANLAH SEBUAH KEBANGGAAN BAGI PARA PEMUDA KITA SAAT INI. PEMUDA KITA KINI, LEBIH BANGGA MENJADI KARYAWAN, BURUH PABRIK DAN BAHKAN MENJADI TUKANG OJEK. DI BENAK PARA PEMUDA YANG KELUARGA TURUN TEMURUNNYA BERPROFESI PETANI KINI-- "SAYA GAK MAU MISKIN SEPERTI ORANG TUA SAYA YANG PETANI!".

Padahal kurang apa negeri ini?
1. UU No. 41 Tahun 2009 tentang "PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN" sudah dibuat dan ditetapkan oleh Wakil Rakyat yang Terhormat di Parlemen, namun sayang Parlemen hanya menetapkan 6 % - 7% dari anggaran APBN setiap tahunnya untuk ketersediaan Pangan di negeri ini. Sangat jauh dari saran lembaga pangan dunia FAO yang menyatakan negara hendaknya menyisihkan 20% anggaran untuk memenuhi hak atas pangan rakyatnya di tengah situasi pangan yang bergejolak.
2. Presidennya (SBY) mengambil DESERTASI DOKTOR nya di IPB loh.
3. Negeri yang tumbuh subur di garis khatulistiwa, dimana musim Panen Padinya bisa 3-4 kali setiap tahunnya. Korea Selatan yang hanya sekali dalam setahun panen padinya, namun bisa memiliki CADANGAN BERAS NASIONAL untuk 3 tahun ke depan.
4. Warisan Leluhurnya akan BUDI DAYA PANGAN mampu MENGUNDANG PARA PENJAJAH ke Negeri ini untuk MERAMPOK KEKAYAAN DAN KESUBURAN TANAHNYA beratus-ratus tahun lamanya.

Apakah Rezim SBY telah melakukan TINDAKAN INKONSTITUSIONAL TERHADAP UU NO. 41 TAHUN 2009 tersebut?

Ataukah TERLALU LEMAHNYA NEGARA ini akan TINDAKAN PARA MAFIA PANGAN?

Ataukah watak dan mental dari PETANI nya yang CULAS? Bila hal ini yang terjadi, kami lebih melihat kepada SEBUAH AKIBAT DARI BEBERAPA SEBAB PARA PEMIMPIN (EKSEKUTIF, YUDIKATIF & LEGISLATIF)nya yang tidak AMANAH dan memberikan pendidikan politik yang manipulatif kepada rakyatnya sendiri.

Sederhana padahal permasalahannya, bila para legislator, eksekutor dan yudikator kita memang punya KOMITMEN DALAM MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN di negeri ini bahkan bila perlu Indonesia menjadi LUMBUNG PANGAN DUNIA.

Bila para PEMIMPIN NASIONAL kita punya LOGIKA YANG SEHAT, langkahnya sederhana saja kok untuk mewujudkan SWASEMBADA BERAS... Yakni:
1. Kebutuhan makan beras per kapita kita setiap harinya adalah 200 - 300 gr.
2. Bila sudah tahu poin no 1, maka tinggal di kali 365 hari dan dikali dengan jumlah penduduk Indonesia.
3. Bila sudah tahu poin no 2, maka tinggal ditetapkan berapa TON kita bisa TINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI BERAS kita setiap Hektarnya sebagai BILANGAN PEMBAGINYA untuk kita bisa tetapkan berapa HEKTAR LAHAN PERTANIAN PADI YANG HARUS KITA SIAPKAN.
4. Bila poin no 3 sudah dapat kita ketahui dan tetapkan, selanjutnya penerapan MANAJEMEN dari BUDI DAYAnya, PRODUKSInya, DISTRIBUSI, TATA NIAGA, INDUSTRI dan MANAJEMAN PERMODALAN - INVESTASInya.
5. Serap Tekhologi PERTANIAN untuk: MEMPERCEPAT PRODUKTIFITAS PERTANIAN nya, MENINGKATKAN KUALITASnya dan PENANGGULANGAN IKLIMnya.

Alih-alih kami sedang memformulasikan ke-5 langkah tersebut, kami menemukan kenyataan bahwa dalam ILMU PENGETAHUAN SOSIAL, HUKUM, EKONOMI & POLITIK di negeri ini TIDAKLAH DIMINATI oleh PRIBADI - PRIBADI yang memiliki RASIONALITAS & LOGIKA YANG BAIK, bahkan cenderung menjadi 'wadah penampungan/ buangan' PRIBADI - PRIBADI yang MINIM RASIONALITAS & LOGIKA nya.

Lagi-lagi SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL kita LEMAH dalam MENJARING & MEMPOSISIKAN KOMPETENSI PESERTA DIDIKNYA.....

Semoga saja, Jokowi beserta kabinetnya BETUL - BETUL MENGALIHKAN SUBSIDI BBM kepada SEKTOR RIL PANGAN ini. Dan Para Wakil Rakyat yang Terhormat di Parlemen diberikan ANUGRAH oleh TUHAN YME untuk mempunyai RASIONALITAS & LOGIKA YANG BENAR & BAIK, bukan mengutamakan POLITIK SANDERA & IMPARSIAL KEPENTINGAN KOALISI/ PARPOL nya saja. Serta Para Penegak Hukum tidak pandang bulu kepada siapapun yang MERUSAK SISTEM PERTANIAN NASIONAL kita dalam mewujudkan KETERSEDIAAN & KETERJANGKAUAN PANGANnya..... Insya Allah, Aaamiiin!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline