Nama Aulia Kesuma menjadi buah bibir masyarakat Indonesia belakangan ini. Perempuan usia 45 tahun ini mendadak populer karena disangka sebagai otak pembunuhan suaminya Edi Candra Purnama atau akrab disapa Pupung Sadili dan anak tirinya Muhammad Adi Pradana alias Dana.
Aulia menyewa empat pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya tersebut. Tidak hanya berhenti menghilangkan nyawa, jasad keduanya dibakar dalam sebuah mobil di Sukabumi Jawa Barat. Penyelidikan polisi belakangan mengungkap pula keterlibatan Geovanny Kelvin, putra kandung Aulia.
Kelvin diketahui membenci Dana. Kebencian itu mengantar dirinya ikut terlibat pembunuhan Dana dengan memberikan minuman keras hingga membuatnya mabuk dan tak sadarkan diri. (sumber)
Apa motif Aulia Kesuma tega menghabisi suami dan anak tirinya secara keji? Hasil penyelidikan polisi menunjukkan Aulia Kesuma memiliki hutang sebesar Rp 10 M ke sejumlah bank. Besarnya hutang tersebut membuat Aulia tertekan.
Untuk melunasi hutang tersebut Aulia membujuk suaminya untuk menjual salah satu rumah . Namun permintaan tersebut ditolak. Sakit hati karena penolakan itulah yang melahirkan rencana jahat menghabisi suami dan anak tirinya.
Kisah nyata perempuan pembunuh memang jarang terjadi. Umumnya kisah nyata kriminal justru menjadikan perempuan sebagai korban daripada sebagai pelaku.
Menarik pula sebuah studi menunjukkan pecinta kisah kriminal nyata sebagian besar adalah perempuan. Meskipun demikian bukan berarti perempuan pembunuh tidak ada.
Tori Telfer menulis kisah nyata kehidupan 14 perempuan pembunuh melalui bukunya Lady Killers (2017). Menurut Tori para perempuan pembunuh memang mendapat publikasi satu atau dua kali, namun setelah itu dilupakan. Mereka tidak mencapai puncak kepopuleran seperti Jack The Ripper atau Ted Bundy.
Besar kemungkinan hal ini terjadi karena konstruksi sosial yang menampilkan perempuan sebagai mahluk yang lemah lembut, penuh kasih sayang dan perhatian. Dalam bahasa arab misalnya, sifat Tuhan tentang keindahan, kasih sayang,kelemahlembutan disifati sebagai perempuan.
Dalam praktek pengalaman kehidupan masyarakat Indonesia maka ada beberapa perempuan yang populer dengan tindak kriminal keji. Sebutlah nama Margriet Christina Megawe dan Jessica Kumala Wongso.
Jessica Kumala Wongso menjadi terpidana pembunuhan Wayan Mirna Salihin tahun 2016.. Majelis hakim menjatuhkan vonis 20 tahun penjara karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pembunuhan berencana. Jessica membunuh Mirna dengan memasukkan racun sianida ke dalam es kopi di sebuah kafe di Jakarta.