Wacana tandingan pindah ibukota itu bernama Jakarta Urban Regeneration. Sebuah usaha menciptakan kota terpadu bisnis dan niaga global. Biayanya Rp 571 trilyun selama 10 tahun.
Leading sector Gubernur DKI Anies Baswedan dengan pengarah Jusuf Kalla. Kenapa disebut tandingan? Karena muncul bersamaan dengan wacana pindah ibukota yang makin jelas. Lokasinya di Kalimantan Timur . Terbentang antara kabupaten Penajem Paser Utara hingga wilayah Kutai Kertanegara. 180 ribu aparat sipil negara akan boyongan mulai 2024.
Wacana tandingan ini seperti penegasan bahwa Jakarta tetaplah lokasi penting dan strategis. Pusat perputaran uang terbesar di Indonesia.Kota dengan 10 juta penduduk dengan fasilitas temodernnya MRT dan LRT. Kompas 28/8/19 juga menyebutkan proyek MRT akan diperpanjang menjadi 120-220 km. Ini kemungkinan adalah jalur dari Timur ke Barat (Bekasi hingga Tangerang) setelah jalur Utara ke Selatan (Lebak Bulus-Monas- Kampung Bandan) selesai separuh jalan.
Yang mungkin belum dibicarakan adalah adanya kenyataan bahwa Jakarta selama 10 tahun terakhir telah tenggelam 2,5 meter. Seperti yang diberitakan BBC Jakarta diperkirakan akan tenggelam tahun 2050. Itu artinya sekitar 30 tahun lagi. Diperkirakan tanah Jakarta susut 1-15 cm setiap tahunnya.
Pindah ibukota sendiri bukanlah hal yang tabu. Masih dari situs BBC menjelaskan sudah banyak negara pindah ibu kota. Rusia menjadi pioner dengan memindahkan ibukota dari St Petersburg ke Moscow. Tahun 1970 Brazil memindahkan ibukota dari Rio de Janeiro ke Brasilia.Pakistan memindahkan ibukota dari Karachi ke Islamabad. Tahun 1991 Nigeria memindahkan ibukota dari Lagos ke Abuja. Alasannya adalah mengatasi kota Lagos yang populasinya membengkak.
Pindah ibukota mungkin adalah cara Jokowi menyelesaikan kemacetan di Jakarta. Dengan pindahnya kantor-kantor pemerintah beserta pegawainya otomatis pengguna hilir mudik jalan raya akan berkurang. Jika dari 180 ribu ASN yang pindah ke ibukota baru, 150 ribu orang memiliki seorang istri dan dua orang anak maka ada tambahan boyongan 450 ribu orang warga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya yang boyongan.
Pindah ibukota mungkin adalah praktek Jokowi mengubah banyak hal dari sisi sosial,politik ekonomi dan sejarah Indonesia paling besar.Proses pelaksanaannya wajib diawasi dan bukan sekedar disaingi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H