Nama Sandiaga Salahuddin Uno belakangan ini populer (lagi). Calon wakil presiden 02 ini dibincangkan di media sosial berkaitan dengan ucapannya yang menolak mengucapkan selamat.
Selamat di sini adalah ucapan untuk terpilihnya Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, presiden dan wakil presiden terpilih pemilihan umum 2019. Alasan Sandi ucapan selamat budaya barat. Dirinya dan Prabowo sudah merasa cukup menghormati keputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak semua permohonan tim capres 02.
Ucapan selamat kepada seseorang atau apapun biasanya berkaitan dengan sesuatu hal yang menggembirakan. Kelahiran, kenaikan jabatan, kelulusan ,ulang tahun dan seribu satu peristiwa menggembirakan lainnya.
Ucapan selamat menjadi simbol ikut bergembira, kedekatan, dan juga penghormatan. Ucapan selamat diberikan sebagai penegasan hubungan sang pengucap selamat.
Yang diberi ucapan selamat mendapat penghargaan sekaligus catatan bahwa seseorang ataupun sekelompok orang menghargai dirinya dan mereka semua patut dihargai kembali.
Jikalau seseorang tidak mengucapkan selamat, peristiwa kegembiraan itu tidaklah berkurang maknanya. Karena masih banyak yang sudah dan akan terus mengucapkan selamat.
Ucapan selamat sebetulnya memberi energi positif kepada yang pemberi selamat dan yang diberi selamat. Keduanya saling menghormati dan menghargai. Sebuah investasi yang tak ternilai dalam hubungan keduanya.
Bila kita tengok sejarah pemilihan presiden di Indonesia masa setelah reformasi, penolakan pemberian uacapan selamat bukanlah hal yang pertama kali terjadi.
Pada pemilu 2004 dan 2009 ada calon presiden yang menolak member ucapan selamat kepada presiden terpilih. Bahkan selama 10 tahun kepemimpinan presiden SBY ada elit (mantan presiden) yang menolak hadir pada upacara 17 Agustus.
Tindakan Sandiaga Uno (dan Prabowo) menolak memberi ucapan selamat kepada presiden terpilih tentunya tidak merugikan presiden dan wakil presiden terpilih.
Penolakan memberi ucapan selamat justru memberi kesan negatif dan merupakan invetasi yang merugikan di masa depan bagi capres dan cawapres 02. Kesan tidak kesatria, siap memang tapi tidak siap kalah tak terhindarkan bagi mereka.