Lihat ke Halaman Asli

Piye Iki, Kok Arep Nandur Padi Neng Luar Negeri

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13645326501468147389

Ini nasehat saya yang paling serius dan menggemaskan buat pemerintah kita. Pemerintah Ngaji Quran Dulu Sebelum Tanam Padi di Myanmar.  Berlaku untuk seluruh pejabat yang berkepentingan dengan ketahanan pangan nasional. Serius karena pemerintah memang harus fokus serius. Menggemaskan karena memang saya gemas setengah mati membaca berita di media jika pemerintah kita, dalam rangka mengamankan pasokan pangan nasional berencana tanam padi Myanmar dan Kamboja. Ayo pak ambil wudhuk, pake sarung, buka Al Qur’an dan kita belajar mengaji. Yang non muslim, silahkan buka alkitab, mau Taurat atau Injil.

Mengamankan Kebutuhan Pangan Dalam Negeri adalah isu penting yang sudah dipikir, dibahas, diteliti, diterapkan, dievaluasi, dipikir lagi, dibahas lagi, diteliti lagi, diterapkan lagi, dan divaluasi lagi, berkali-kali lagi, oleh pemerintah, para pakar, akademisi, dan masyarakat umum sepanjang republik ini berdiri. Pasca Reformasi kondisi pertanian Indonesia makin Parbet. Impor pertanian Indonesia meningkat 200 kali dalam kurun kurang dari 6 tahun, Data Bapenas menunjukan jika pada tahun 2006 defisit neraca perdagangan bidang pertanian sebesar US$28,03 juta, maka ditahun 2011 membengkak menjadi US$ 5.509 miliar atau setara dengan 50 triliun lebih. Kebutuhan lahan bagi Industrialisasi dan pemukiman secara pasti mengurangi luas lahan pertanian yang menjadi penyebab kendala produksi pangan strategis nasional. Otonomi daerah dengan semangat pembangunannya menyebabkan sedikitnya Sebanyak 100.000 hektar lahan pertanian beralih fungsi setiap tahunnya. Luas lahan pertanian sekarang +/- 13 juta hektar dengan jumlah petani 30 juta orang, berarti luas garapan rata-rata petani hanya 0,43 hektar. Bagaimana mungkin lahan seluas itu mampu mencukupi produksi pertanian bagi  259 juta jiwa penduduk Indonesia. Upaya mengurangi peralihan fungsi memang telah diupayakan pemerintah dengan salah satunya mengeluarkan Undang-Undang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan yang disahkan tahun 2009. Tapi sayang Undang-Undang ini  Jalan ditempat!! Lahan potensi pertanian Indonesia masih sangatlah luas, mau dibikin apa saja, ya silahkan asal cocok. Data diatas menunjukan kita harus menahan laju peralihan fungsi lahan dan atau menambah lahan pertanian. Jadi ngapain juga investasi buka lahan dinegeri orang kalau dinegeri sendiri masih luas lahan yang bisa digarap? Sudah berbagai macam teori dan referensi ilmiah dijadikan dasar penetapan kebijakan pangan oleh pemerintah, namun demikian so far sudah gonta-ganti pemerintahan belum juga  ada solusi yang tepat mantap. Ada satu referensi ilmiah yang menurut saya sangat patut untuk dikaji dan dijadikan acuan penyelesaian persoalan ketahanan pangan ini. Referensi terbaik  yaitu Al Quranul Karim dalam surat ke-12  yang menceritakan kisah Nabi Yusuf sebanyak 111 ayat. Referensi ini disebut oleh Allah subhana wataala sebagai Ahsanal Qoshosh yang artinya kisah terbaik. Saya yakin semua dari kita yang beragama (apapun) tahu persis kisah tentang nabi Yusuf. Pelajaran yang secara gamblang bisa diambil dari kisah tersebut adalah sbb: 1. Urusan pangan mendapat perhatian dari semua orang, dan Yang menciptakan dunia ini juga minta urusan pangan ini betul-betul diperhatikan sesuai dengan tuntunanNya. 2. Manusia dilengkapi oleh Yang Maha Kuasa dengan kemampuan menafsirkan gejala alam yang akan terjadi dihari-hari kedepan. Sebagaimana Nabi yusuf dberi kemampuan oleh Allah Subhanawataala menafsirkan mimpi raja, dan kita yang bukan nabi diberi kemampuan ilmu, tekhnologi dan kreativitas untuk memprediksi gejala alam melalui berbagai disiplin ilmu seperti Meteorologi, klimatologi, Geofisika, dll. 3. Tafsir mimpi oleh Nabi Yusuf disikapi oleh Raja dengan tegas dan terencana:

  • Raja percaya Tafsirnya Nabi Yusuf, dan Raja serahkan urusan pangan kepada orang yang YAKIN DENGAN KEMAMPUANNYA, jujur, amanah, adil, memiliki visi, program kerja, dan jiwa kepemimpinan yang baik, walaupun dia tidak memiliki pengalaman dibidangnya.
  • Raja mangambil tindakan antisipatif untuk memenuhi kebutuhan pangan negerinya dengan berorientasi FOKUS pada Kekuatan pertanian dalam negeri, karena Raja tidak nyuruh menteri pertanian atau kabulognyan nya beli stock pangan banyak-banyak ke negeri-negeri lain, atau nyuruh penasehat ekonominya melakukan investasi diluar negeri di bidang pertanian. Raja nyuruh rakyatnya untuk bertani.
  • Raja memerintahkan bahwa Seluruh hasil pertanian ditampung oleh negara (organize) untuk kemudian dikembalikan kepada rakyat secara bertahap dan terencana sesuai kebutuhannya. Raja tidak nyuruh Bulognya cari untung dari kegiatan distribusi pangan ini.

Mengambil hikmah dari sedikit pelajaran diatas, saya mengusulkan kepada pemerintah hal-hal terkait Permasalahan Ketahanan Pangan sebagai berikut: Presiden sebagai kepala pemerintahan tertinggi harus menempatkan Program Ketahanan Pangan dalam Skala Prioritas Utama. Dijabarkan dalam program kerja yang komprehensif, rinci dan jelas, dengan mensinergikan segala sumber daya Negara yang ada dibidang/sektor sebagai berikut:

Pertanian:

1. Revitalisasi Pertanian yang dicanangkan pemerintah Jelas memblenya, nggak greget, woles, dan nggak ngaruh. Belajar dari Nabi Yusuf Berani nggak Bikin Program yang lebih Galak: “REVOLUSI PERTANIAN” 1. Sekarang ini banyak yang merasa modern dengan arus industrialisasi di negeri kita. Padahal Proses Industrialisasi yang terjadi tidak juga membuat negeri ini jadi negera industri, yang ada industrialisasi cuman membuat negeri ini menjadi negeri Buruh yang menjadikan rakyatnya tenaga perahan kaum industri kapitalis; disebut demikian karena industriawannya bisa menjadi sangat kaya raya bahkan menempati rangking terkaya di Indonesia tapi buruhnya???? Ya terima nasib apa adanya. Swasta Bisa bikin ratusan ribu hektar perkebunan kelapa sawit dalam waktu 5 tahunan, masa pemerintah yang punya segalanya nggak mampu mencetak lahan pertanian baru ribuan hektar pertahun?? Bisa juga dibentuk KOMISI TATA RUANG PERTANIAN NASIONAL yang bertugas menetapkan wilayah-wilayah peruntukan lahan khusus pertanian di seluruh wilayah Indonesia. Bertanggung jawab langsung kepada presiden dan memiliki kekuasaan yang diantaranya menembus kewenangan otda dalam penetapan tataruang daerah. 2. Deptan Menentukan komoditas utama yang akan dijadikan prioritas budidaya, seperti beras, jagung,dan  kacang kedelai. 3. Pemerintah harus memberikan perhatian penuh termasuk anggaran kepada badan-badan penelitian pertanian agar mampu mengeluarkan hasil penelitian dan tekhnologi super dibidang pertanian yang mantap dan paten, termasuk didalamnya bibit unggul, pupuk, tekhnologi pasca panen dsb yang berhubungan dengan peningkatan produksi. 4. Membuat program insentif kepada para petani agar mendukung penuh rencana pemerintah dalam meningkatkan produksi tanaman pangan. 5. Menentukan musim tanam disetiap daerah/wilayah garapan, bekerjasama dengan BMKG. 6. Menerapkan tekhnologi mutakhir dalam berbudidaya.

Industri Kreatif: Organize market Komoditi Pertanian

Walaupun saya lulusan Senirupa, urusan emerging creative bangsa ini jangan di kotakkan dalam pengembangan seni dan budaya saja. Pemerintah memang telah mengambil perhatian terhadap pengembangan Industri dan Ekonomi Kreatif. Tetapi platform pengembangan kreativitas bangsa atau Creative Nation tidak bisa dibatasi pada pengelompokan kerja bidang seni budaya serta penerapannya. Sesungguhnya pola pikir dan perilaku kreatif diperlukan dalam semua aspek. Bukan lagi penting, tetapi urgen untuk sebuah gerakan pemberdayaan manusia Indonesia kreatif di sektor formil dan non formil, apalagi dibidang ketahanan pangan, pembangunan ekonomi dan industri pertanian. Apa dasar pemikiran kreatif dibidang pertanian? Cukup Persediaan Makan – Terjangkau – Murah – Menguntungkan – Mandiri – Variasi – Konversi – Berkualitas – Volume – Kontinuitas – Hulu ke Hilir – Sinergi Terpadu – Canggih – Terkelola – Terorganizir dan segudang Nilai tambah lainnya (Value Added)

Visi:

Membangun industri kreatif komoditi pertanian yang dapat meningkatkan Agro commodty vertical value chain (rantai nilai tambah vertikal industri komoditi pertanian) hingga terwujud optimalisasi nilai ekonomis usaha disetiap mata rantai produksi dan mata rantai distribusi - perdagangan komoditi pertanian. Mari jangan kalah dari global company seperti starbucks, Mcdonalds, Nestle, Danone, Sunrice bagaimana perusahaan “industri warungan” berubah menjadi raksasa mata rantai industri: 1. Jualan kopi hangat hingga punya ladang kopi terbaik di negara2 penghasil kopi terbaik dunia (Starbucks). 2. Perah dan jual susu segar mejadi produsen ratusan produk varian berbahan dasar susu dari susu bubuk, ice cream, youghurt hingga ekstrak susu untuk farmasi dan kecantikan (Nestle) dan menguasai pasar around the globe. 3. Produksi beras kualitas no 1 untuk makan 40 juta orang sehari dari 60 negara sehingga di kenal sebagai Australia most successful vertically integrated agribusiness, producing and marketing an extensive range of table rice and value added rice products (Sunrice). Tahun 2010, saya pernah presentasi di depan Gubernur Sulawesi Selatan mengenai program Pasca Panen berupa Organize Market Beras dan komoditi pertanian Sulsel. Kajian selama 6 bulan saya sebagai konsultan independen Provinsi dalam program Sulsel menuju 2 juta ton surplus beras. Sayang implementasinya terbentur dengan “keberanian melakukan perubahan” sebagian stakeholder. Jika diperlukan, saya siap memaparkannya kapan saja (promosi.com). Nah, minimal di era globalisasi ini, kita menyadari sepenuhnya apa yang di katakan Mas Karyo tukang becak di kompleks perumahan saya: Saya heran baca di koran, kita yang tanam kopi, tanam jagung, tanam coklat, kok yang nentukan harga di Dowjon, walstrit dan hangseng (Down Jones, Wallstreet dan Hangseng mungkin maksudnya) :D Demikian sumbang saran dari saya, maaf jika ada kata – kata yang tidak sesuai, mohon diambil maksud dan tujuannya saja untuk masukan bagi pemerintah kita dalam menanggapi isu ketahanan pangan nasional, Pemerintah sebaiknya Ngaji Quran Dulu Sebelum Tanam Padi di Myanmar. Sekian, terimakasih. Doddy Hidayat Konsultan Kreatif Find us on Google+

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline