Lihat ke Halaman Asli

Jatuh Cinta Pada Kesan Pertama, Setelah Itu? Part 2

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13472918171814468942

Pada artikel pertama, telah saya paparkan bagaimana kita menggali pertanyaan "kenapa" seseorang, perusahaan atau pun produk bisa begitu eksis, digemari dan dicintai. Pada sambungan kali ini, setidaknya ada tiga prioritas list yang harus anda lakukan apa dan kenapanya:

1. First Impression – Cinta pada kesan pertama. Pelajarilah kenapa anda tertarik dengan profil atau produk tertentu. Kenapa anda melewatkan deretan iklan di TV dengan hati mendongkol karena memotong acara kesayangan anda, tetapi anda tertegun memperhatikan 30 detik tayangan iklan yang lain dan terekam di benak anda dalam waktu yang lama. Kenapa anda tertarik dengan kemasan suatu produk dan membelinya di supermarket padahal tujuan awalnya membeli produk lain. Kenapa tiba – tiba anak perempuan kecil anda berakting dan meniru karakter tokoh yang ada di TV. Dan banyak lagi kejadian – kejadian yang menunjukkan bagaimana proses jatuh cinta pada kesan pertama.

Kenapa bisa terjadi cinta pada kesan pertama? Yang penting untuk di garis bawahi: kesan pertama adalah kemampuan menjadi yang berbeda. Tidak pernah ada sebelumnya, unik dan kreatif, designable atau keren banget, bisa jadi lucu dan menyegarkan, kharismatik dan elegan dan yang penting nyambung pencitraan dengan produk, jasa atau kegiatannya. Pencitraan seperti maskot, profile dan kegiatan promosi berkenaan akan menggambarkan siapa anda dan apa yang anda tawarkan. Ini berlaku juga untuk personal branding, apakah anda dokter, atlet, pengacara, seniman, blogger, dll. Jadi mulailah dengan menciptakan standar penampilan yang berkelas, unik, berbeda dan menarik hati. Jika tujuan anda adalah bisnis skala dunia, maka penting untuk memahami mengapa, dan memastikan bahwa segala sesuatu yang mengalir melalui karya Anda, akan membuat sedikitnya satu perbedaan di dunia. Jadi ingat, inti dari promosi adalah soal kesan pertama. Salah atau tidak maksimal dalam riset dan desain pembentukan citra akan berdampak bagi kegagalan promosi dan kegagalan tujuan usaha selanjutnya.

2. Buktikan Dengan Kualitas – Tahukah anda kenapa Google menjadi search engine terbesar? Karena Google berhasil menjawab pertanyaan penting mengenai tawaran terbaik apa yang mereka bisa berikan kepada dunia. Bahwa orang malas mengunjungi suatu portal website jika dibutuhkan 250 milidetik lebih lama untuk loading dari situs pesaing. Itulah cara kita terbiasa untuk mendapatkan apa yang kita inginkan secara online dari hasil kajian tim – tim ahli google. Jika di bidang yang kita geluti, kita bisa menemukan pertanyaan terpenting dan mempunyai passion untuk mewujudkannya, siap – siaplah anda akan menjadi nomer satu dibidang anda.

3. Love & To be Loved – Kata Cinta adalah sedikit dari kata yang mempunyai dua arti, perasaan dan pekerjaan. Cinta adalah rasa dari hati jatuh ke hati. Jika pekerjaan yang kita lakukan penuh dengan kecintaan maka terangkumlah segala kebaikan didalamnya. Ada dedikasi, keinginan memberikan yang terbaik, prioritas, senantiasa ingin dicintai, menyenangkan dan everyone happy. Cinta juga selalu menuntut penyegaran, menutup jalan untuk bosan dan perselingkuhan. Usaha yang berkesinambungan dari langkah awal menuju tahapan – tahapan selanjutnya jelas bukan perkara mudah. Menghadapi tantangan dan rintangan jelas bukan perkara mudah. Tapi apa sih yang tidak bisa dilalui dengan cinta? Jika sebuah produk atau jasa di persembahkan dengan semangat penuh cinta, maka bersiaplah anda menjadi nomer satu. Karena hanya cinta yang duduk paling tinggi di hati manusia. Semangat cinta juga akan menular kepada seluruh tim kerja dan stakeholder yang menjadi tulang punggung majunya perusahaan. Semangat cinta juga membuat kita melihat lawan dengan lebih bijaksana. Pesatnya kemajuan kompetitor tidak di sikapi dengan kepanikan, tetapi dapat disiasati dengan mau mengakui segala kelebihan mereka dan menggali lebih dalam lagi potensi keunggulan internal untuk siap bersaing secara positif. Got it? Hope so ;)

Demikian tulisan saya kali ini. Pembahasan keilmuan dibidang marketing komunikasi terlalu banyak teori dan istilah yang membosankan. Sebisa mungkin saya sederhanakan dalam artikel ini, yang penting dapa diambil intisarinya. Semoga bisa dipahami dan semoga bermanfaat. Sekian terima kasih.

Doddy Hidayat – Creative Businees Consultant

http://creativealwayson.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline