Lihat ke Halaman Asli

Doddi Ahmad Fauji

Jurnalis Mandiri, penulis puisi, aktivis tani ternak

Puisi Pandemi

Diperbarui: 23 Mei 2021   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Berapa judul puisi mesti kurangkum
dari rasa perih dan putus asa

Sungguh tak patut berlarut-larut

Bumi lebih nelangsa dan piatu
di mana ibukota lebih kejam dari ibu tiri
kerusakan paling parah di muka bumi
direncanakan oleh bengis orang kota

Remah-remah cintaku berpendaran
tak kenal musim dan waktu
kepada-mu yang berpipi seperti apel

Melintasi sungai waktu yang mengering
saat pasar kagetan menghilang sendiri
tiba-tiba puisiku tak berdaya
bahkan untuk melipur lara diri

Tapi bumi lebih piatu
dan sering berduka

Bandung, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline