Rapat Dengar Pendapat pada Kamis (8/6/2023) viral, Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan Plt Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian, dan para bos perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Indonesia, termasuk beberapa bos smelter nikel asal China, menjadi sorotan saat para bos tersebut tidak memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi catatan penting dalam upaya memperkuat penggunaan bahasa nasional dalam rapat resmi.
Dalam rapat tersebut, Eddy Soeparno, anggota DPR yang memimpin rapat, menegur para bos smelter yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia dalam memperkenalkan diri. Soeparno menekankan pentingnya penerjemah hadir dalam rapat tersebut dan memberikan ketegasan bahwa para bos dan penerjemah harus menggunakan Bahasa Indonesia agar suara dan hak pendapat mereka dapat didengar dengan baik.
Investasi asing telah memainkan peran yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Indonesia menawarkan potensi pasar yang besar dan beragam sektor investasi yang menjanjikan. Namun, bagi investor asing, penting untuk memahami dan berkomunikasi dengan bahasa yang digunakan oleh penduduk setempat, yaitu Bahasa Indonesia.
Penguasaan bahasa Indonesia oleh investor asing tidak hanya merupakan tanda penghargaan terhadap budaya dan masyarakat Indonesia, tetapi juga memberikan keuntungan praktis dan strategis dalam mengembangkan usaha mereka di negara ini.
Pertama-tama, berkomunikasi dalam bahasa Indonesia memungkinkan investor asing untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan mitra bisnis, karyawan, dan pelanggan di Indonesia. Bahasa merupakan alat utama dalam membentuk dan memelihara hubungan sosial, dan dengan menguasai bahasa Indonesia, investor dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap kerjasama yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.
Selain itu, bahasa Indonesia juga memberikan akses yang lebih baik ke informasi dan peluang bisnis di Indonesia. Meskipun banyak orang di Indonesia mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tidak semua dokumen, proposal, dan laporan bisnis tersedia dalam bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa Indonesia, investor asing dapat dengan mudah mengakses sumber daya lokal, memahami regulasi pemerintah, serta berpartisipasi dalam diskusi dan pertemuan bisnis yang lebih dalam.
Selanjutnya, penguasaan bahasa Indonesia dapat memperluas jaringan profesional investor asing di Indonesia. Ketika investor dapat berkomunikasi dengan lancar dalam bahasa Indonesia, mereka dapat mengikuti kegiatan lokal, seperti seminar, konferensi, dan acara sosial. Melalui partisipasi aktif dalam kehidupan bisnis dan sosial di Indonesia, investor asing dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan sesama profesional, pengusaha lokal, serta perwakilan pemerintah.
Terakhir, pentingnya bahasa Indonesia dalam konteks investasi asing juga berhubungan dengan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan kesadaran akan perlunya investasi yang berkelanjutan dan berdampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Dengan menguasai bahasa Indonesia, investor asing dapat lebih mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, serta memahami isu-isu sosial dan lingkungan yang relevan dalam konteks Indonesia.
Dalam rangka memaksimalkan peluang dan mengurangi risiko dalam berinvestasi di Indonesia, penting bagi investor asing untuk menghargai pentingnya bahasa Indonesia sebagai sarana untuk membangun hubungan yang kuat, mengakses informasi bisnis, memperluas jaringan profesional, dan berpartisipasi secara aktif dalam konteks sosial dan lingkungan Indonesia. Dengan demikian, berinvestasi di Indonesia tidak hanya menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, tetapi juga memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Bahasa Indonesia memainkan peran utama dalam komunikasi dan kolaborasi di lingkungan pendidikan. Dalam konteks pendidikan, jika investor asing dapat menguasai Bahasa Indonesia, mereka dapat berinteraksi dengan mahasiswa, pendidik, dan staf pendidikan di Indonesia dengan lebih efektif. Hal ini memungkinkan pertukaran ide, penelitian bersama, dan pembelajaran yang lebih baik antara investor asing dan lembaga pendidikan di Indonesia.