Lihat ke Halaman Asli

Rudy

nalar sehat N mawas diri jadi kata kunci

Gaduh UU Pilkada

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14105147951740458697

Tuhan Maha Demokratis

Prinsip utama demokrasi adalah penghormatan terhadap kebebasan individu (hak hidup, hak menyatakan pendapat dan berekspresi). Konsep demokrasi pada awalnya digagas dan dicetuskan oleh Voltaire, seorang filsuf asal Prancis yang hidup pada abad ke-18. Belakangan Amerika Serikat mengklaim dirinya sebagai pendekar dan penegak demokrasi. Belum banyak yang mengemukakan dan mengulas bahwa konsep demokrasi sesungguhnya telah ada sebelum manusia “turun” ke dunia, seiring dengan kisah terusirnya Adam dan isterinya Hawa dari taman sorga. Hal itu dapat ditelisik bila mengikuti suatu segmen dialog ruhani antara Tuhan dengan Malaikat dan Iblis bagaimana Tuhan mempertunjukkan sikap atau sifat demokrasi-Nya, yang dengan “rendah hati” memberi kesempatan kepada iblis untuk mengemukakan “asiprasi” dan menyatakan pendapatnya sebagaimana diriwayatkan dalam Al-Quran (QS 7:12-18) Tuhan berfirman: “Apa yang menghalangimu untuk tunduk pada perintahKu agar kalian bersujud (kepada Adam)?”. Tak hanya itu, bila dicermati pada dialog selanjutnya dalam surat tersebut bahkan terjadi semacam “negosiasi” antara Tuhan dan iblis. Sebuah bukti nyata betapa luar biasa Tuhan menghargai makhlukNya! Sikap demokratis Tuhan itu lagi-lagi ditunjukkan pada rentang waktu kemudian lewat sebuah dialog dengan Nabi Ibrahim as sebagaimana diriwayatkan dalam AlQuran (2:260). Sekalipun dalam ungkapan yang lebih keras Ibrahim as seperti “mengkritisi” eksistensi dan kekuasaan Tuhan sedikit “kurang ajar” dengan mengajukan pertanyaan: “bagaimana Engkau menghidupkan (kembali) dari (ke)mati(an?”. Namun lagi-lagi sungguh luar biasa, seperti diriwayatkan, Tuhan dengan “telaten” dan “murah hati” tetap “meladeni”. dan menjelaskannya.

Semenjak peristiwa itu, bukan hanya sebagai “bapak” para nabi (istilah yang sama digunakan untuk memberi julukan presiden RI ke-2 Soeharto sebagai “bapak pembangunan”), namun lebih dari itu sesungguhnyalah Nabi Ibrahim as lebih layak untuk disebut sebagai pelopor demokrasi. Hal itu dapat dibuktikan ketika beliau pertama-tama menerapkan ajaran demokrasi itu dalam keluarganya sendiri. Dikisahkan saat beliau hendak melaksanakan mimpi benarnya untuk menyembelih anak sendiri yang amat disayanginya Ismail as dengan terlebih dahulu meminta dan menanyakan pendapat kepada anaknya tersayang:“ ..apa pendapatmu?” sebagaimana diriwayatkan AlQuran (QS 37:102).

Kalau demikian, masihkah mereka tetap bersikeras dengan keinginan dan “nafsu”nya?

“SEKELOMPOK ORANG” DI SENAYAN YANG MERASA DIRINYA BAK “PEMILIK NEGERI INI” KONON SEDANG SIBUK MENYUSUN RENCANA BAGAIMANA CARANYA AGAR BISA MERAMPAS DAN MEMBAJAK HAK PARTISIPASI MASYARAKAT KEPADA NEGERINYA. BAHKAN BUKAN SAJA HAK MASYARAKAT YANG HENDAK DIRENGGUT, BAHKAN LEBIH DARI ITU HENDAK MELAMPAUI HAK TUHAN. KARENA PADA WAKTU LALU SEBAGIAN DI ANTARA MEREKA ADA YANG RAJIN SEKALI MENGUTIP SLOGAN DARI PRANCIS, NEGARA ASAL DEMOKRASI YANG SANGAT MASYHUR ITU: “VOX POPULEI VOX DEI” (SUARA RAKYAT SUARA TUHAN). BAGAIMANA MENURUT ANDA??




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline