Lihat ke Halaman Asli

Sajak Jejak

Diperbarui: 30 Agustus 2019   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Sajak sajak pun mulai beterbangan kadang ketimur kadang kebarat sesekali jatuh ke selatan

Barangkali terpecah akupun tak mau menyangka, di kaki langit tetap ku berdiam

Seringkali nestapa yang membangunkan ku menyadarkan bukan ini yang ku mau. Berserah pada takdir ataupun mengenang

Jejak demi jejak hilang diterpa rintik air mata. Sayap sayap mengelupas dan tak bersisa

Langit memeluk bumi berharap tidak ada yang berubah aku pun demikian. Namun aku tak setegar bumi dan tak perkasa seperti cakrawala

Gelisah seakan menggelitik ku sampai terbahak dan hilang. Kutitipkan sebuah pesan pada angin, hujan meluluhkannya. 

Kutuliskan rinduku di sebaris awan angin pun menderanya sisa temaram bulan dan itupun meredup

Dimana negeri yang dulu aku impikan sekarang hanya bangunan kosong tanpa tuan, sayap sayap peri patah dan jatuh bagai "Manna".

Tetap ku berharap di pojok ruko kota roma

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline