Lihat ke Halaman Asli

DNA HIPOTESA

IPB University

Coldplay in Jakarta: Sebuah Perspektif Ekonomi

Diperbarui: 5 Juni 2023   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima bulan berlalu, dan 2023 telah diisi dengan beberapa konser musik internasional kelas atas di Indonesia. Dimulai dengan boyband 90an Westlife di awal tahun, hingga kedatangan Blackpink yang telah lama ditunggu-tunggu pada bulan Maret lalu. 

Dan sekarang, salah satu nama terbesar di industri musik akan datang untuk memainkan hits terbesar mereka, tidak lain mereka adalah grup musik rock asal Inggris yaitu Coldplay. 

Publikasi seputar kedatangan mereka tentu saja tidak kecil. Hanya dalam satu jam setelah pengumuman rencana konser mereka pada 15 November mendatang, ratusan ribu orang berduyun-duyun pergi ke twitter untuk berbicara tentang topik yang hangat ini. 

Tanggapan tentang konser pun berbeda-beda di antara masyarakat, banyak yang sangat bersemangat, beberapa menginginkan tiket yang lebih murah, dan ada juga yang sedih karena tidak bisa datang. Sebuah konser seperti ini memiliki banyak implikasi ekonomi, dan hari ini kita akan melihat beberapa di antaranya. Untuk memulai, mari kita bahas tentang tiket.

Harga Tiket dan Diskriminasi Harga

Promotor konser tersebut, PK Entertainment menawarkan sebelas kategori tiket, dengan harga mulai dari Rp 800.000 hingga Rp 11.000.000 untuk varian Ultimate Experience. Tiket ini dijual selama dua hari, pre-sale pada 15 Mei dan public on-sale pada 19 Mei. Penjualan tersebut menghasilkan antrean virtual terbesar yang pernah ada dalam sejarah platform tiket Loket, sebesar 1,7 Juta antrean. 

Berlawanan dengan hukum satu harga, ketika sebuah entitas menjual barang yang sama tetapi memberikan harga yang berbeda-beda, praktik ini dikenal dengan nama diskriminasi harga. Dalam hal tiket konser, kita akan melihat keadaan berdasarkan dua sisi. Pertama, jenis diskriminasi yang diterapkan dan kemudian kita akan membahas implikasi diskriminasi harga pada penjualan tiket.

Diskriminasi harga datang dalam tiga bentuk. Yang pertama disebut diskriminasi harga derajat pertama. Ini terjadi saat perusahaan mengenakan harga pada tingkat maksimum yang bersedia dibayar oleh setiap pelanggan, itulah sebabnya jenis diskriminasi ini sering disebut diskriminasi harga sempurna. Diskriminasi harga tingkat kedua adalah ketika perusahaan membuat perbedaan harga berdasarkan kuantitas yang diminta oleh konsumen. Contohnya adalah harga yang lebih murah ketika Anda membeli barang-barang jenis tertentu dalam jumlah besar. 

Diskriminasi harga tingkat ketiga adalah yang paling dekat dengan kategori tiket konser. Dalam bentuk diskriminasi harga ini, perusahaan memisahkan harga mereka berdasarkan beberapa jenis pasar tertentu yang dapat diidentifikasi. 

Dalam hal tiket konser, menjual tiket untuk tempat duduk yang berbeda di tempat yang sama dengan harga yang sangat berbeda dapat dikaitkan dengan diskriminasi harga (Courty et al., 2009). Lantas, bagaimana penerapan diskriminasi harga pada harga tiket mempengaruhi pendapatan penjualan? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline