Lihat ke Halaman Asli

KPK Oh Polisi

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hari kemaren (23/01/2015) semua TV dipenuhi oleh berita penangkapan BW. Tertutup semua berita banjir di jakarta, berita meninggalnya Raja Abdullah yg mengakibatkan harga minyak dunia naik, berita kelanjutan tabrakan beruntun di pondok indah, berita bagaimana harga bahan makanan pokok di pasar, berita evakuasi korban kecelakaan air asia dan berita-berita kecil yang lainnya.

Bersyukurlah pak BW, anda mendapat perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Mudah2an benar keberadaan anda di KPK tidak ditumpangi kepentingan2 politik penguasa. Entah penguasa yang lama maupun penguasa yang baru, apalagi posisi penting sebagai komisoner KPK pada saat peralihan kekuasaan seperti ini merupakan posisi yang sangat strategis bagi penguasa. Jika memang selama ini penegakan hukum yang KPK lakukan benar tanpa adanya agenda-agenda politik di dalamnya, maka yakinlah kasus apapun, anda-anda akan tetap dibenarkan oleh hukum itu sendiri.

Banyak sekali keberhasilan KPK yang sudah dicapai. Gebrakan-gebrakan dalam pemberantasan korupsi banyak memiliki dampak. Contohnya berita tentang penyadapan telephon para pejabat negara yang dicurigai melakukan tindak korupsi berdampak banyak pejabat negara dan politisi hunting alat-alat dan cara pelacak sadap. Berita tentang KPK dengan bantuan PPATK yg melacak semua hasil korupsi dan menyitaan semua harta benda hasil korupsi walaupun sudah diberikan kepada orang lain berdampak para wanita simpanan berpikir seribu kali untuk menjadi simpanan para pejabat dan politisi. Berita KPK melakukan tangkap tangan terhadap para pejabat negara yang sedang "bertransaksi" berdampak memberikan penyakit paranoid kepada pejabat dan politisi pada orang-orang disekitarnya.

Selain keberhasilan-keberhasilan yang memberikan efek jera tersebut, ada juga isu-isu KPK yang tebang pilih, tidak tuntas dalam mengatasi kasus jika sudah bersentuhan dengan penguasa. Contoh kasus BLBI, century, hambalang, bus trans jakarta (pdhal busnya sering buat macet jalan karena ada bus trans jakarta mogok *bis baru kok mogok), rekening gendut, dll. Kebenarannya hanya internal KPK dan Tuhan yang tau.

Untuk Polri, banyak harapan masyarakat pada polri agar menjadi lebih baik, karena kebaikan polri menjadi jaminan masyarakat secara hukum. Polri menangani masalah hukum yang kompleks, dari maling ayam sampai para "maling berdasi", dari penipu arisan ibu-ibu sampai penipuan triliunan, menjaga ketertiban berlalu lintas sampai kecelakaan lalu lintas, dari teror sms sampai teroris internasional. Harapan masyarakat yang besar pada polri menjadi lebih baik, membela masyarakat bukan membela yang bayar.

Sebagai masyarakat hanya bisa berharap pada pemerintah agar stabilitas negara secara politik, ekonomi dan hukum sehingga semua pembangunan berjalan lancar, ekonomi masyarakat dapat meningkat, pendidikan secara ilmu dan moral anak-anak bangsa terjamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline