Cangkir merah dengan kepulan kopi panas
Cangkir dalam genggaman dua tangan bersarung
Dingin ya sedingin beku hatiku
Pikiran kosong tak lagi mampu berpikir
Panas hati menahan amarah
Kenapa harus aku
Lagi, tetes air mata mengalir membasahi pipi
Kurapatkan dua tangan ke pipi,
Tuk menahan air mata yang tak terbendung
Kupejamkan mata,
Air mata membasahi kedua sarung tanganku