Lihat ke Halaman Asli

Bandar Niaga Macao: Warisan Sejarah, Budaya, dan Citarasa

Diperbarui: 27 Desember 2017   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senado Square saat perayaan hari-hari tertentu

Ruins of St. Paul, salah satu situs bersejarah di Macao

Megah, klasik, dan eksotis. Ketiga hal itu akan terlintas ketika Anda mengunjungi Macao, "the Vegas City of Asia". Macao, negara yang menjadi persinggungan budaya Portugis dan Cina di benua Asia, terletak di delta Sungai Mutiara, Provinsi Guangdong yang berjarak 60 km di sebelah barat Hong Kong. Pertautan kedua budaya tersebut berakar dari sejarah Macau sebagai bandar niaga Portugis. 

Dalam sejarahnya, wilayah ini pertama kali dihuni oleh nelayan dari Hokkian dan petani dari Guangdong yang menyebut daerah ini sebagai "Ou Mun" yang berarti pintu. Ou Mun menjadi pintu perdagangan menuju jalur sutra dan tempat berlabuh para pedagang dari Italia.

Pedagang Portugis mendarat pertama kali di tempat ini pada 1513 yang dipelopori oleh Jorge Alvares. Pada 1550, Portugal menjadikan daerah tersebut sebagai koloni yang dinamai sesuai dengan nama kuil di dekat tempat berlabuh kapal Portugis, yaitu  kuil A-Ma. 

Sejak saat itu, Macao menjadi bandar niaga dalam perdagangan rempah internasional dengan India, Jepang, Eropa, dan Asia Tenggara. Pada era tersebut, Macao telah memiliki hubungan yang intens dengan Indonesia, khususnya Makassar. Bahkan pada 1630-1640, Makassar menjadi tempat ideal bagi Macao Portugis untuk menyuplai kayu cendana dan kayu secang dari Kepulauan Nusa Tenggara.

Peta Daerah Wisata di Macao

Macao menjadi Special Administrative Region (SAR) Tiongkok sejak 20 Desember 1999. Macao terdiri dari tiga wilayah,  yaitu Macao Peninsula, Taipa dan Kepulauan Coloane yang dihubungkan dengan transportasi laut. Macao dapat dicapai dengan penerbangan Jakarta ke Hong Kong dengan durasi perjalanan sekitar 4 -- 5 jam. Dari Hong Kong, Anda dapat mencapai Macao dengan menaiki Macau Ferry di Sheung Wan sekitar 1 jam.

Sebagai tempat pertautan Timur dan Barat yang dijalin oleh dunia niaga, Macao menawarkan nuansa klasik yang romantis khas Eropa dan Oriental yang dinamis. Kolonialisasi Portugis dan perdagangan Cina masa lampau memberikan identitas sejarah yang istimewa bagi Macao.  Persinggungan dua budaya tersebut melahirkan nuansa romantis dan nostalgia. 

Sebagai wilayah multikultural, Macao memiliki warisan yang sarat dengan komunikasi lintas budaya, baik Portugis, Cina, dan Arab-India yang bercorak Islam. Sampai saat ini, terdapat gereja-gereja Katolik Portugal yang berdampingan dengan kuil-kuil suci Cina, serta terdapat pula pemakaman Islam dan masjid di Ramal dos Movros peninggalan orang Persia. 

makam-5a427beacaf7db3484176512.jpg

Masjid yang bernama Mesquita e Cemitrio de Macao ini dibangun sejak 1980 oleh muslim yang melayani tentara Portugis dari Goa dan Mumbai. Macao juga memiliki 20 monumen kuno dan alun-alun di jantung kota yang dikenal sebagai "Pusat Sejarah Macao". Selain itu, papan-papan jalan di negeri ini menggunakan tiga bahasa, yaitu Cina, Portugis, dan Inggris.

Dengan nuansa Portugis dan Cina, Macao dapat menjadi destinasi yang menarik untuk merasakan sensasi Eropa di benua Asia, sekaligus menelusuri kembali kejayaan perdagangan laut masa lampau. Istimewa pula, pemerintah Macao telah memberlakukan bebas visa bagi turis asal Indonesia. Jika Anda tertarik untuk menjelajahi Macao, tempat-tempat wisata ini dapat menjadi pilihan untuk destinasi perjalanan.

Kuil A-Ma

Kuil A-Ma

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline