Rawa pening Kabupaten Semarang, Jawa Tengah merupakan danau alam yang menjadi tempat mencari nafkah bagi para nelayan. Alat tangkap ikan yang digunakan para nelayan antara lain branjang, ecek, jaring, jala dan icir. Icir yang digunakan icir kotak berbahan dasar kayu dan icir kerucut berbahan dasar bambu. Kedua icir tersebut mudah rusak apabila direndam air. Hal ini menjadi permasalahan bagi para nelayan dengan alat tangkap icir. Solusi yang ditawarkan adalah melakukan rekayasa “reuse” limbah galon plastik air bekas menjadi icir. Limbah galon air plastik bekas dipilih sebagai bahan icir karena pertama, limbah galon air minum plastik tidak mengandung zat kimia yang berbahaya. Kedua, ukurannya sesuai kebutuhan icir yaitu berdiameter 24 cm dan tinggi 50 cm. Ketiga, limbah galon air plastik murah harganya, hanya Rp 3.000,- per buah. Keempat, Plastik merupakan bahan yang berasal dari zat aditif yang bersifat ringan, kuat, dan tahan lama tidak lapuk karena air. Penggunaan kembali limbah galon plastik untuk icir merupakan solusi yang selaras dengan visi Unnes sebagai universitas berwawasan konservasi. Tim pengabdian meliputi Dr. Djuniadi, M.T., Dr.rer.nat Ari Rahadini S.T., M.T., Nur Iksan, S.T., M.Kom, Alfa Faridh Suni S.T., M.T, Ahmad Fashiha Hastawan S. T., M. Eng, Lambang Setyo Utomo A.Md, dibantu para mahasiswa Galih Haris Fauzi, Yuanita Aulyning Tyas dan Wahyu Ridho Muryanti. Kegiatan pengabdian ini didanai oleh DPA LPPM Universitas Negeri Semarang tahun 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H