Banyak benda purbakala dikembalikan oleh Belanda dari berbagai museum di sana. Ada benda-benda berukuran kecil, ada pula benda-benda berukuran besar. Yang termasuk berukuran besar adalah arca-arca batu. Arca-arca itu berusia lebih dari 1.000 tahun.
Yang termasuk indah berasal dari candi Singhasari di Jawa Timur. Arca-arca itu ada di Museum Nasional Indonesia (MNI) dan kini sedang dipamerkan untuk publik dalam tajuk Pameran Repatriasi. Pameran tahap pertama berlangsung 15 Oktober 2024 hingga akhir Desember 2024.
Dalam tulisan lalu saya bercerita sedikit tentang arca Dewa Brahma. Kali ini saya ingin berbagi tentang arca Dewa Ganesha. Kalau arca Brahma dikenali karena memiliki empat wajah/kepala, arca Ganesha dikenali lewat wajahnya yang berupa gajah.
Kehadiran arca Brahma, Ganesha, dan arca-arca lain di Nusantara memang menarik perhatian. Maklum, ketika itu pengaruh India sangat kuat. Sebagaimana kita tahu, di Nusantara banyak tinggalan budaya bercirikan Buddha dan Hindu. Ukiran pada arca-arca ini sangat luar biasa. Tentu saja karena para seniman memiliki keterampilan seni tinggi.
Arca Buddha memiliki ciri tertentu. Begitu pula arca Hindu. Pengetahuan yang mempelajari seni arca kuno disebut Ikonografi, yang menjadi bagian dari ilmu purbakala atau arkeologi.
Ganesha
Selain berkepala gajah, Ganesha digambarkan berbadan gemuk dan bertangan empat. Ciri lainnya adalah salah satu gadingnya patah. Gading yang patah itu dipegang oleh salah satu tangan. Tangan lain memegang mangkuk yang berisi ilmu pengetahuan. Belalai Ganesha tampak sedang mengisap isi mangkuk tersebut.
Ganesha dianggap sebagai dewa ilmu pengetahuan, kecerdasan, pelindung, penolak bala, dan kebijaksanaan. Di Indonesia, lambang atau logo Ganesha dipakai oleh institusi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Dalam pantheon Hindu, Ganesha merupakan anak dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Ada berbagai mitologi mengapa kepala Ganesha berbentuk kepala gajah. Mitologi yang pernah saya dengar, sewaktu hamil Parwati kaget melihat gajah Airawata yang sedang lewat. Airawata adalah gajah putih tunggangan Dewa Indra.