Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Bapak Pandu Dunia Lord Baden-Powell Datang ke Nusantara pada 1934

Diperbarui: 22 September 2024   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sampul Hari Pertama tentang kepramukaan (Dokpri)

Kalau mendengar nama Baden-Powell tentu sebagian besar masyarakat Indonesia bahkan dunia sudah familiar. Ya beliau terkenal di mana-mana karena mendirikan organisasi kepanduan. Di Indonesia organisasi kepanduan ini disebut Pramuka.

Untuk kedua kalinya, Berthold Sinaulan, menulis buku tentang Baden-Powel. Judulnya cukup sederhana. Buku ini ditujukan sebagai bacaan untuk para pembina pramuka.

Baden-Powell sendiri memiliki nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Lalu karena berjasa besar, Pemerintah Kerajaan Inggris Raya menganugerahkan gelar kebangsawanan Lord. Jadi nama Lord Baden-Powell sudah lekat dengan masyarakat dunia.

Buku Baden-Powell karya Berthold Sinaulan (Dokpri)

Kegiatan menarik

Dari buku ini kita mengetahui Lord Baden-Powell adalah seorang jenderal dari Angkatan Darat Kerajaan Inggris Raya. Dia menggagas dan mendirikan kepanduan pada 1907. Tujuannya untuk memberikan kegiatan menarik yang mengandung unsur pendidikan bagi anak dan remaja. Bahkan dia mengadakannya di luar sekolah dengan mengajak kaum muda untuk berkemah di alam terbuka atau alam bebas. Kaum muda juga dilatih untuk mandiri, mampu bekerja sama, saling menolong, dan siap menghadapi tantangan hidup.

Bapak Pandu Sedunia Lord Baden-Powell ternyata dikenal sebagai orang serba bisa. Dia memiliki banyak talenta dan bakat. Selain sebagai militer yang berhasil menahan gempuran musuh, Baden-Powell juga memiliki bakat di bidang kesenian, terampil menggambar/melukis, dan menulis. Sebagai penulis, Baden-Powelll menghasilkan banyak buku nonfiksi tentang ketentaraan (military) dan tentang kepanduan (scouting).

Dari buku itu kita juga mengetahui bahwa gerakan kepanduan semakin maju setelah selesai Perang Dunia I pada 1918. Setahun setelahnya pada 1919 diselenggarakan Kursus Pembina Pramuka yang dikenal dengan nama Kursus Woodbadge.

Isu terkini

Berthold yang kini menjadi Pelatih Pembina Pramuka memang banyak meluangkan waktu untuk memperkenalkan dunia pramuka kepada masyarakat. Selain cerita tentang Baden-Powell, buku tersebut juga berisi isu-isu terkini yang dihadapi oleh gerakan pramuka. Misalnya tentang masalah pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler di sekolah.  

Akhir Maret 2024 Mendikbudristek Nadiem Makarim mengeluarkan peraturan pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib  pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut. Namun dinyatakan, jenis ekstrakurikuler kepramukaan tetap dapat dilaksanakan secara sukarela sesuai keinginan peserta didik.

Soal ekstrakurikuler, buku ini menggambarkan bahwa kita patut merasa bersyukur kepramukaan tidak lagi menjadi ekstrakurikuler wajib. Soalnya saat ini masih menimbulkan masalah karena kurangnya Pembina Pramuka yang mampu memberikan pendidikan kepramukaan. Di pihak lain, mengharapkan dari guru agak susah karena guru sudah banyak terbebani materi ajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline