Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

SangiRun di Situs Sangiran, Perpaduan Olahraga, Kebudayaan, dan Teknologi

Diperbarui: 21 Oktober 2023   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu diorama di Museum Sangiran (Sumber: Dok. Museum Sangiran)

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan kembali menggelar SangiRun Night Trail di kawasan Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah, pada 4 dan 5 November 2023. Kegiatan ini didukung oleh Direktorat Museum dan Cagar Budaya; Direktorat Perfilman, Musik, dan Media serta Pemerintah Kabupaten Sragen dan Karanganyar.

Kali ini merupakan kegiatan ke-3 setelah kegiatan serupa pada 2021 dan 2022. Namun kegiatan kali ini dibuat sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai kegiatan inti, tentu saja lomba lari SangiRun. Lomba ini terbagi dua kategori. Yang serius disebut Night Trail Run sejauh 25 kilometer untuk profesional (17-40 tahun) dan master (di atas 40 tahun). Jumlah peserta dibatasi maksimun 150 orang.

Yang santai disebut Fun Run sejauh 5 kilometer. Jalurnya dibuat lebih mudah. Diharapkan kegiatan ini diikuti 1.000 peserta. Disediakan hadiah menarik untuk juara 1, 2, dan 3 berikut juara harapan 1, harapan 2, dan harapan 3 pada masing-masing kategori. Juga disiapkan sejumlah door prize menarik.

Karnaval budaya di kawasan situs Sangiran pada 2022 (Sumber: Komunitas Luar Kotak)

Festival budaya  

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, SangiRun akan menampilkan lomba lari dan festival budaya. Acara-acara yang akan disajikan berupa Karnaval Budaya, Sangiran Fair, Festival Cahaya, Konser Musik, dan Pesta Kuliner.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Irini Dewi Wanti mengatakan situs Sangiran sudah menjadi Warisan Dunia. "Mari bersama-sama menjamin keberlanjutan untuk melestarikan situs Sangiran dengan penguatan ekosistem kebudayaan dengan melibatkan masyarakat sekitar," katanya. Ia menambahkan bahwa rangkaian kegiatan dikemas secara apik dan profesional.

Untuk mendukung kegiatan, menurut Direktur Perfilman, Musik, dan Media sekaligus Plt. Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, akan diselenggarakan pameran prasejarah. Sebagai pelengkap ada festival cahaya dan spot untuk selfie. "Rugi kalau nggak datang," ujar Mahendra.

Kuliner sego plontang, salah satu kekayaan budaya dari kawasan situs Sangiran (Sumber: Komunitas Luar Kotak)

Dampak optimal

Komunitas Luar Kotak turut mengambil bagian. Menurut penggagas kegiatan Andre Donas, kegiatan ini bertujuan menjadikan Situs dan Museum Manusia Purba Sangiran lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menghasilkan dampak optimal bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat setempat.

Dikatakan lebih lanjut bahwa ada empat tujuan utama penyelenggaraan kegiatan. Pertama, Menjadikan situs Manusia Purba Sangiran sebagai pusat penelitian kehidupan manusia purba. Kedua, menjadikan situs Manusia Purba Sangiran sebagai pusat pendidikan/pembelajaran kehidupan manusia purba. Ketiga, menjadikan situs Manusia Purba Sangiran sebagai destinasi edukasional yang menarik. Keempat, menjadikan situs Manusia Purba Sangiran sebagai destinasi budaya yang asik dan memorable.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline