Koleksi koin yang berantakan tentu tidak enak dilihat. Mencarinya pun terkadang agak sulit. Agar rapi, koleksi koin sebaiknya disimpan dalam album. Di pasaran banyak dijual album koin dengan berbagai model dan ukuran.
Album yang umum berupa album transparan. Karena koin memiliki dua sisi, tentu kita enak melihatnya.
Coin holder
Selain dimasukkan langsung ke dalam album, ada pula yang memakai coin holder. Coin holder terbuat dari karton tebal dilengkapi plastik di bagian tengah. Ada berbagai ukuran coin holder. Begitu pula merk yang beredar di pasaran. Kita bisa membeli coin holder secara eceran. Bisa juga membelinya per dus. Setiap dus berisi 50 coin holder. Harga per dus rata-rata Rp 20.000 isi 50.
Ada coin holder yang dilengkapi perekat. Ada juga yang tidak berperekat. Ini coin holder yang lebih umum. Karena tidak berperekat, kita memerlukan stapler. Biasanya setiap coin holder di-staples pada keempat sudut.
Keuntungan memakai coin holder, kita bisa mencatat detail koin. Misalnya 1 cent Nederlandsch-Indie, 1945, lustre. Lustre adalah istilah dalam numismatik untuk menyebut koleksi yang belum pernah dipakai bertransaksi atau pernah dicuci. Sebaiknya memang kondisi yang cukup bagus yang dimasukkan ke dalam coin holder.
Album
Ada berbagai jenis dan ukuran album coin holder. Ada yang bisa memuat 12 koin. Ada pula bisa memuat 60, 80, 120, sampai 200 koin. Tentu tergantung banyak sedikitnya koleksi yang kita miliki.
Terus terang, album berisi 200 koin agak berat kalau dibawa ke mana-mana. Saya sendiri memakai album berisi 60 atau 80 koin. Di setiap album saya tulis, seperti koin tembaga Nederlandsch-Indie, koin perak Nederlandsch-Indie, dan koin RI. Khusus koin mancanegara saya memakai album langsung.