Kalau kita perhatikan dua wajah di atas, pasti sudah dikenal luas. Yang kiri, wajah Presiden RI Joko Widodo, sementara yang kanan, wajah mantan Presiden AS Barack Obama.
Kedua wajah terlukis dari dua bahan yang berbeda. Yang kiri, dari ratusan nyamuk yang dikeringkan, sementara yang kanan dari ratusan perangko bekas pakai. Kalau kita lihat dari jauh, memang kedua bahan itu tidak kentara. Namun kalau kita dekati, akan terlihat jelas bagaimana nyamuk dan perangko membentuk wajah orang.
Karya seni
Boleh dibilang, inilah karya seni dari barang-barang tidak berharga. Siapa yang mau memelihara atau mengumpulkan nyamuk. Bukankah nyamuk sering merugikan manusia, misalnya menyebabkan orang yang digigitnya menderita penyakit malaria. Tapi itulah seni. Lewat tangan-tangan kreatif jadilah benda tidak berharga menjadi benda berharga.
Entah sampai berapa lama lukisan nyamuk mampu bertahan, kita belum tahu. Sayang ketika itu, saya lupa menanyakan kepada petugas Museum Duver dan Covid-19, tempat lukisan itu berada. Semoga mampu bertahan bertahun-tahun.
Karya seni lain yang berbahan perangko, sudah beberapa kali saya jumpai, baik di Indonesia maupun di mancanegara. Lukisan wajah Barack Obama saya lihat di Museum Perangko Indonesia, sewaktu pameran bersama di Gedung DPR pada 12 dan 13 Oktober 2023. Seperti halnya wajah Presiden Joko Widodo, melihat wajah Obama dari jarak dekat, juga tidak menyiratkan keindahan. Dari jarak agak jauh baru wajah itu baru memiliki nilai.
Yang namanya benda seni atau karya seni memang bisa terbuat dari apa saja. Kedua objek mampu menjadi daya tarik buat museum yang diwakili. Kita harapkan ada karya seni lain yang menjadi maskot museum.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H