Ketika berkunjung ke pameran museum di Gedung DPR pada 12 dan 13 Oktober 2023 lalu, ada satu booth yang terbilang unik. Namanya Museum Duver dan Covid-19. Saya tanya petugasnya, museum ini berlokasi di Salatiga.
Saya lihat ada kelelawar, tikus, dan nyamuk yang sudah diawetkan. Tentu ini menjadi daya tarik pengunjung. Saya sempat melihat bentuk nyamuk anopheles lewat mikroskop. Sangat terlihat jelas, maklum mikroskop memiliki perbesaran hingga 100 kali, bahkan ada yang lebih. Tanpa saya sadari, ketika saya sedang menggunakan mikroskop, ada seorang wartawan memotretnya. Jadilah saya, meskipun tidak jelas, terpampang di laman kompas.id.
Nyamuk
Di bagian depan, kita akan disambut oleh lukisan wajah dari puluhan nyamuk. Rupanya nyamuk mampu menghasilkan karya seni yang tinggi. Di bagian dalam ada beberapa tanaman yang bisa mengusir nyamuk. "Rangsangan baunya yang menyebabkan nyamuk enggan masuk," kata seorang petugas. Tanaman tersebut bisa diletakkan di halaman rumah.
Ada juga cerita tentang tikus yang dipandang binatang pintar. Jika ada temannya yang masuk perangkap, biasanya tikus enggan melewati jalur tersebut, begitu kata petugas.
Booth ini cukup ramai didatangi pengunjung. Saya diminta mengisi buku tamu dengan men-scan barcode di meja tamu. Setelah mengisi, saya diminta mengambil kertas yang berisi nomor untuk mendapat suvenir. Saya mendapatkan nomor 4 yang ternyata pulpen.
Wahana ilmiah
Saya coba cari tahu apa itu Duver di internet. Ternyata singkatan dari Dunia Vektor dan Reservoir Penyakit. Sejak 2011, Duver hadir di Kota Salatiga sebagai sarana representatif hasil-hasil kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga. Wahana ilmiah Duver merupakan Pusat dokumentasi, informasi, spesimen, serta display/peragaan ekobionomi pengendalian vektor dan reservoir di Indonesia.
Untuk dapat berkunjung ke Wahana wisata ilmiah Duver, pengunjung dapat mengirimkan surat permohonan ke: