Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Mengungkap Zabaj (Sriwijaya) Melalui Textcavation

Diperbarui: 3 Mei 2023   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ekskavasi arkeologi (kiri/sumber: antara.com) dan naskah kuno (kanan/sumber: liputan6.com)

Arkeologi memiliki satu metode penelitian yang lazim disebut ekskavasi. Ini berasal dari kata excavation, yang berarti menggali. Dalam arkeologi tentu bukan sembarang menggali. Berbeda sekali dengan para penggali tanah pada umumnya. Ekskavasi dalam arkeologi harus dilakukan hati-hati agar semua aktivitas terekam dan benda temuan tidak rusak.

Hasil ekskavasi arkeologi kemudian dianalisis untuk menghasilkan cerita sejarah. Dalam melakukan analisis tentu ada kendala seperti keterbatasan data. Narasi yang lebih lengkap biasanya diperoleh berkat bantuan dari disiplin lain. Salah satunya filologi atau ilmu naskah kuno.

Entah kapan kurun waktu filologi, namun informasi dari teks lama sering kali diperoleh dari laporan-laporan para pengelana Tiongkok, pengelana Timur Tengah, dan kitab sastra Jawa Kuno. Inilah yang memperkaya informasi tentang sejarah kuno Indonesia.

Dari kiri Sony C. Wibisoco, Sastri Sunarti, dan Oman Fathurahman (Dokpri)

Textcavation

Menyambut Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2023, Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyelenggarakan diskusi secara luring dan daring bertema "Textcavation: Integrasi Pendekatan Arkeologi-Filologi dalam Penelitian Sejarah". Textcavation merupakan istilah baru, gabungan dari text (teks) dan excavation (ekskavasi).

Webinar dimoderatori oleh Dr. M. Irfan Mahmud, M.Si (Kepala Pusat Riset Prasejarah dan Sejarah, BRIN). Sedangkan para pembicara  Drs. Sony C. Wibisono, M.A, DEA (Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, BRIN), Abu Bakar Said (Universitas Dipenogoro), Dr. Sastri Sunarti, M.Hum (Pusat Riset Manuskrip, Literatur dan Tradisi Lisan, BRIN), dan Prof. Dr. Oman Fathurahman (UIN Jakarta).

Sebelumnya Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Dr. Herry Jogaswara, M.A memberikan sambutan. "Tema integrasi dalam kegiatan ini dapat diperluas menjadi kolaborasi yang memiliki makna lebih mendalam. Dalam kolaborasi, relasi bisa saling memberi dan mengisi kekuatan satu sama lain," kata Herry.  

Karena tergabung dalam satu organisasi maka kata Herry, kegiatan riset menjadi lebih mudah. Sebagai misal, periset OR Arbastra bisa berkolaborasi dengan Pusat Riset Antariksa, Hayati dan Lingkungan, Artifisial Intelegent, Kebumian dan Maritim, serta Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora. Seluruh kedeputian BRIN, lanjut Herry, juga bisa memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan riset.

Buku Zabaj, mengungkap laporan pengelana Timur Tengah abad ke-9--15 (Dokpri)

Peluncuran buku

Di sela webinar, dilaksanakan peluncuran buku berjudul Keajaiban Negeri Emas Zabaj, Indonesia dalam Catatan Dunia Islam Masa Abbasiyah karya Abu Bakar Ibn Said Al-Jawi dan Furqon Al-Faiz dari Sultanate Institute.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline