Terus terang, sulit sekali mendapatkan uang kertas dengan nomor seri istimewa sebagaimana mahar perkawinan Kaesang-Erina beberapa hari lalu. Perlu diketahui, nomor seri uang kertas yang dikeluarkan Bank Indonesia terdiri atas 3 huruf dan 6 angka.
Ada 'pakem' tertentu untuk pemakaian huruf, yakni berdasarkan abjad. Kolektor uang atau numismatis melihatnya dari huruf tengah sebagai kunci. Saat ini yang beredar adalah huruf A. Coba perhatikan saja pada uang kertas Rp 100.000 emisi 2022.
Bandingkan dengan mahar Kaesang yang berhuruf tengah S. Diperkirakan uang kertas dengan huruf S akan diedarkan beberapa tahun kemudian. Ini mengingat S termasuk abjad-abjad akhir. Lantas bagaimana uang kertas berhuruf S itu bisa dikeluarkan saat ini, ah sudahlah.
Singkatan atau imajinasi
Sejak lama para numismatis mengumpulkan uang kertas yang bernomor seri istimewa, baik buat diri sendiri maupun secara umum. Sulit sekali memperoleh uang kertas berhuruf dan berangka istimewa. Misalnya inisial nama kita ditambah angka kelahiran atau peristiwa penting macam tanggal pernikahan. Biasanya kita menemukan hurufnya saja atau angkanya saja. Jarang sekali menemukan huruf dan angka istimewa sekaligus pada selembar uang kertas.
Ah sudahlah, yang jelas numismatis akan senang sekali kalau memperoleh sebuah koleksi dengan angka istimewa. Angka istimewa yang dicari seorang numismatis terbagi atas beberapa kategori. Yang paling utama:
- Berupa 5 angka 0 (nol) pada bagian awal, yakni 000001 hingga 000009.
- Berupa 5 angka 0 (nol) pada bagian belakang, yakni 100000 hingga 900000.
- Berupa angka menaik secara berurutan, yakni 123456, 23467, 345678, dst.
- Berupa angka menurun secara berurutan, yakni 654321, 765432, 876543, dst.
- Berupa angka kembar 6, yakni 111111, 222222, 333333, dst.
- Berupa angka yang diimajinasikan sebagai peristiwa penting dalam hidup seseorang, yakni 170845 (Proklamasi Kemerdekaan), 111222 (tanggal pernikahan), tanggal wisuda, tanggal melamar, dst.
Lebih tinggi
Kalangan numismatis menyukai nomor seri demikian. Jangan heran harga selembar uang kertas dengan nomor seri demikian lebih tinggi dari harga nominalnya. Apalagi bila berada dalam kondisi bagus sekali, artinya belum dipakai bertransaksi atau berpindah tangan. Jika sudah pernah berpindah tangan, tentu akan lecek, bagian sudut tidak runcing lagi, atau kotor. Nah, harga koleksi seperti itu akan dihargai lebih murah, meskipun masih beberapa kali daripada nilai nominal.
Selain membeli, uang kertas dengan nomor seri istimewa bisa diperoleh lewat gepokan yang kita tukar di bank. Saya pernah 2 kali mendapatkan nomor istimewa. Jadi masih tergolong gress. Memang nomor saya tidak mewakili peristiwa penting dalam hidup saya, seperti milik Kaesang. Namun cukup puaslah saya memiliki nomor istimewa atau cantik seperti pada foto.
Saat ini saya masih berharap Bank Indonesia mau menukarkan 3 lembar uang kertas Rp 100.000 emisi 2022 sebagaimana pilihan saya pada tulisan terdahulu. Atau menukarkan nominal Rp 1.000 hingga Rp 100.000 yang bernomor istimewa (5 angka nol, angka menurun/menaik, dan angka kembar 6).***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H