Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Membakar Uang Kuno Palsu, Memutus Rantai Penipuan

Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gepokan uang palsu masa pendudukan Jepang dibakar oleh seorang kolektor (Sumber: FB Lumin)

Pemalsuan mata uang sudah terjadi sejak lama. Dulu pemalsuan untuk kepentingan politik atau perang urat syaraf. Pemerintah kolonial Belanda pernah mengedarkan sejumlah ORIDA (ORI Daerah). ORI singkatan dari Oeang Repoeblik Indonesia atau Uang Republik Indonesia.

Masyarakat yang mendapatkan uang palsu tentu akan marah kepada pemerintah yang sah. Uang palsu yang diproduksi pada masa lampau dikenal dengan istilah old fake atau palsu lama.

Uang palsu ternyata juga diproduksi oleh orang-orang pada masa kini. Para kolektor uang atau numismatis menyebutnya new fake atau palsu baru. Pengedaran new fake dimaksudkan untuk mencari keuntungan finansial untuk pribadi.

Sering kali yang dipalsukan berupa koleksi yang berharga cukup mahal. Koleksi-koleksi itu dijual kepada para kolektor pemula lewat online. Dengan demikian tidak ada pemeriksaan koleksi secara detail. Bisa saja koleksi itu produksi si penjual. Bisa juga produksi orang lain yang kemudian dijual kembali oleh pembeli pertama.

Ilustrasi grade uang kertas: sangat bagus (atas/dokpri) dan cukup bagus (bawah/museumntb/ntbprov.go.id)

Teknologi

Pemalsuan mata uang, terutama uang kertas, bisa terjadi karena perkembangan teknologi cetak. Bahkan ada yang menggunakan scanner dan printer berwarna. Ada yang diproduksi masal. Ada pula cuma beberapa lembar.

Hal ini pernah diutarakan kolektor senior. Tentu saja karena pengalamanlah yang membuat identifikasi asli-palsu menjadi mudah. Uang palsu terlihat jelas dari jenis kertas dan jenis tinta. Juga dari nomor seri uang kertas tersebut. Tentu kalau ketahuan nomor ganda.

Yang ironis, seorang kolektor senior pernah ditawari segepok 'uang kuno' produksi masa kini dengan harga lima ribu rupiah selembar. Padahal, dalam kondisi prima, koleksi asli berharga jutaan rupiah.

Baru-baru ini segepok uang kertas masa pendudukan Jepang palsu dibakar oleh seorang kolektor. Ketebalan kertas kurang dan tinta ada sedikit beda tampak depan, begitu katanya sebagaimana postingan beliau di Facebook. "Jangan ada cela untuk uang palsu," katanya.

 "Ini tindakan yang hebat, setidaknya sudah berusaha memutuskan rantai penipuan. Terkadang ada segelintir oknum yang sudah tau palsu masih memasarkan untuk cari keuntungan dengan cara menipu orang lain," demikian salah satu komentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline