Setelah tahun lalu sukses dengan SangiRun Night Trail, tahun ini Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek kembali menggelar acara serupa di Situs Sangiran, Jawa Tengah. Kegiatan akan berlangsung selama tiga hari, dari 16 September 2022 hingga 18 September 2022. SangiRun adalah lomba lari berskala internasional untuk profesional sejauh 25 km yang diadakan malam hari.
Ada pula lari gembira dengan jarak 4 km. Rute pendek yang menyenangkan ini akan diikuti pejabat pusat, pejabat daerah, selebgram, dan influencer. Hadiah lomba cukup menarik. Diharapkan SangiRun akan berkelanjutan dan menjadi kalender kegiatan tahunan.
Namun berbeda dengan lomba lari biasa pada siang hari, SangiRun mengusung konsep olahraga dan kebudayaan. Bahkan tontonan dan hiburan karena para pelari menggunakan kostum khusus yang bercahaya, ditambah deretan obor dan permainan cahaya pada rute yang dilewati para peserta. Masyarakat sekitar dilibatkan dalam kegiatan itu lewat Pasar Kebudayaan 'Sangiran Fair' dengan peserta 20 UMKM, panggung seni budaya, hingga sanggar seni.
SangiRun 2022 tidak banyak berbeda dengan SangiRun 2021. Hanya upaya penyempurnaan dalam rute lari dan jumlah peserta. Tahun ini sekitar 250 peserta diharapkan berpartisipasi. Jauh lebih banyak dari tahun lalu yang diikuti 100 peserta. Kemasan acara juga dibuat lebih menarik.
Kali ini SangiRun mengambil tema Survive and Sparkling, sebagai ungkapan rasa syukur menghadapi pandemi agar kita bisa bangkit ke depan.
Selain lomba lari, digelar pameran bertopik kampung purba, jejak peradaban prasejarah di Nusantara. Museum Geologi akan dilibatkan dalam kegiatan pameran. Pameran akan berlangsung di bekas pabrik gula Colomadu pada 12 hingga 24 September 2022. Salah satu koleksi yang diharapkan menjadi daya tarik adalah mumi dari Mamassa.
Ajang SangiRun 2022 merupakan upaya gotong royong berbagai pihak, seperti Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemdikbudristek, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Pemerintah Kabupaten Sragen, Pemerintah Kabupaten Karang Anyar, dan Komunitas Luar Kotak.
Menurut Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, kegiatan ini bukan sekadar lomba lari, namun usaha mendorong agar Situs Sangiran semakin dikenal masyarakat luas dan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar situs.