Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Benda Kuno Asal Museum Adam Malik Ternyata Ada di Bali

Diperbarui: 13 Juli 2022   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu di Jakarta ada museum swasta terbesar. Namanya Museum Adam Malik. Adam Malik dikenal sebagai wartawan dan diplomat. Jabatan tertinggi beliau adalah Menteri Luar Negeri lanjut Ketua DPR/MPR dan Wakil Presiden.

Museum Adam Malik terletak di Jalan Diponegoro No. 29, Jakarta. Museum itu diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada 5 September 1985, tepat satu tahun setelah Adam Malik meninggal. Sayang kemudian pengelola Museum Adam Malik terkendala biaya operasional. Akibatnya pada 2006 bangunan Museum Adam Malik dijual kepada pengusaha Hary Tanoesoedibjo.

Sejak itu ribuan koleksi museum dijual oleh ahli waris. Koleksi museum itu antara lain berupa buku, lukisan, dan benda-benda purbakala.

Mirisnya, berbagai tinggalan purbakala itu dijual ke Bali. Bahkan, dikabarkan Prasasti Sankhara dijual ke pedagang loak yang lewat depan rumah di Jakarta.

Belum ada data pasti, berapa banyak benda purbakala yang telah berpindah tangan. Memang pada 1987 saya sempat berkunjung ke museum itu. Namun saya tidak perhatikan berapa banyak koleksi arkeologi yang ada di sana.

Salah satu info hanya terdapat pada buku Pemandu Singkat Museum Adam Malik (Sumarah Adhyatman, 1989). Sebagai kurator, Sumarah dibantu oleh dua arkeolog Satyawati Suleiman (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) dan Nuriah (Museum Nasional), untuk memberi narasi pada koleksi arkeologi.

Patung nenek moyang gaya prasejarah (Sumber: Nugroho Wibisono)

Patung batu

Menurut buku tersebut ada banyak benda batu/patung batu di dalam museum. Benda-benda itu berasal dari abad ke-8 hingga ke-14 dari zaman Hindu-Jawa. Semua koleksi itu ditemukan di Pulau Jawa.

Beberapa benda batu kuno itu berupa batu dakon dan patung nenek moyang gaya prasejarah. Ada lagi patung Buddha Aksobhya dalam sikap Wajrasana dari abad ke-9, lingga dari abad ke-9, Prasasti Sankhara dari abad ke-8, patung Dewi Durga abad ke-9, patung Ganesha abad ke-14, patung Dewa Siwa abad ke-14, makara dari abad ke-9, relief dari abad ke-14, dan patung Bhima dari abad ke-14.

Sebenarnya sudah lama sejumlah pelestari sejarah dan budaya melacak keberadaan benda-benda kuno yang dijual itu. Namun pada 2020, Nugroho Wibisono mendapatkan informasi tentang dua buah arca beraksara yang menjadi koleksi Desa Wisata Kertalangu, di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kesiman, Denpasar, Bali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline