Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Kata 'Puasa' Berasal dari Bahasa Sanskerta 'Upawasa'

Diperbarui: 4 April 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bahasa Sanskerta sebagaimana terdapat pada buku di bawah (Dokpri)

Ketika sedang membuka-buka buku dan kamus Sanskerta, saya teringat kata 'puasa' yang menurut dosen saya dulu berasal dari bahasa Sanskerta. Saya coba telusuri dari beberapa tulisan, memang benar puasa berasal dari bahasa Sanskerta, upavasa. Dalam bahasa Sanskerta huruf v dibaca w, jadi dibaca upawasa. Seharusnya bahasa Sanskerta mengenal garis/titik di atas/bawah huruf. Namun untuk memudahkan pembacaan, tanda-tanda itu ditiadakan.

Dari kata upawasa, kemudian menjadi pawasa, selanjutnya puasa. Mungkin begitu etimologi kata puasa.

Menurut laman nu.or.id, upawasa bermakna ritual untuk "masuk" ke Yang Ilahi.  Di Jawa dipakai istilah lokal, pasa, kemudian berkembang menjadi puasa. Pasa berarti kekangan, mengekang, menahan sesuatu dari. Jadi, tradisi puasa sudah dikenal oleh agama-agama terdahulu, bahkan sebelum Hindu-Buddha.

Makna puasa, masih menurut laman nu.or.id,  selaras dengan makna shaum atau shiyam di dalam ajaran Islam, yang berarti menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.   

Kenangan belajar Bahasa Sanskerta (Dokpri)

Tradisi Hindu

Upawasa sudah ada sejak zaman Veda. Upa berarti "dekat" dan wasa berarti "yang maha agung". Jadi upawasa berarti mendekatkan diri kepada Hyang Widhi, maha kesadaran universal.

Dalam Hindu, upawasa atas puasa sama sekali tidak terletak pada siksaan atau penderitaan yang harus dialami dengan tidak makan atau minum. Apalagi mengharapkan penghapusan karma buruk. Sebagaimana dikemukakan sejarahharirayahindu.blogspot, dengan mengendalikan pikiran dan indriya, kita telah menguasai diri untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang menyulut karma buruk.  

Dengan bathin yang telah bersih, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menyatukan diri dengan Hyang Widhi, baik melalui dhyana [meditasi], melalui bhakti [sembahyang] ataupun jalan lainnya.

Dalam tradisi Hindu, upawasa dilakukan di hari-hari raya tertentu, seperti Nyepi dan Sivaratri. Namun banyak yang memandang upawasa sebagai bagian dari keseharian mereka.  

Sampai saat ini kita lebih mengenal kata puasa daripada shaum atau shiyam. Tidak menjadi masalah, toh istilah puasa sudah populer. Ketika 2021 kita merebut Piala Thomas, misalnya, dikatakan kita telah 'puasa' gelar selama belasan tahun. Puasa berarti tidak memperoleh gelar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline