Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Nostalgia Pulo Mas 1970-an, Nonton Pacuan Kuda Sambil Taruhan

Diperbarui: 4 Februari 2022   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pacuan kuda di Pulo Mas, 1971 (Sumber: opac.perpusnas.go.id)

Pada 1970-an tempat hiburan di Jakarta masih sedikit. Ketika saya kecil paling-paling diajak ke Museum Pusat yang sekarang bernama Museum Nasional. Nah, pada masa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1966-1977) dibangun lokasi pacuan kuda di daerah Pulo Mas, Jakarta Timur. Dulu daerah ini masih sepi.

Gelanggang pacuan kuda itu cukup luas. Saya pernah beberapa kali nonton di sana. Ada banyak kuda pacu, tentu saja bertubuh tinggi besar. Beda sekali dengan kuda yang biasa terlihat di jalan. Ketika itu masih ada delman yang menarik penumpang.

Saya lupa apakah pacuan diadakan setiap hari atau hanya pada akhir pekan, seperti Sabtu dan Minggu. Penonton dikenakan karcis masuk. Sebagai tempat rekreasi, keberadaan gelanggang pacuan kuda cukup menghibur pengunjung.

Saya pernah lihat-lihat kandang di sana. Wow cukup banyak kuda pacu. Kuda-kuda pacu itu didatangkan dari Australia. Sebagaimana kompas.id, kuda-kuda pacu itu nantinya akan dikembangbiakkan di Indonesia. 

"Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin optimistis, berkaca pada pengalaman Jepang yang pernah mengimpor 6.000 kuda pacuan, setelah dikembangbiakkan, Jepang mampu mengekspor kuda pacuan," demikian kompas.id.

Lebih lanjut dikatakan, keberadaan pacuan kuda ini nantinya akan memberikan efek ekonomi pada Jakarta, seperti berkembangnya industri rakyat pembuatan pelana, penanaman rumput, dan suguhan atraksi yang menarik di sektor pariwisata.

Perlombaan pertama, menurut kompas.id, digelar 21 Juni 1971. Ini tentu untuk menyambut HUT Jakarta.  Pulo Mas pun heboh. Sebelumnya menjadi 'tempat jin buang anak' tapi setelah ada gelanggang pacuan kuda berubah menjadi 'tempat jin bikin anak', hehehe..

Jakarta Internasional Equestrian Park di Pulomas diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kamis (2/8/2018).(KOMPAS.com/JESSI CARINA)

Judi

Pada awal saya diajak ke Pulo Mas, tentu saja pacuan kuda merupakan barang baru. Jadi penonton selalu melimpah. Dalam perlombaan, kuda-kuda pacu itu dimasukkan dalam tempat khusus. Mungkin ada 6-10 kuda yang ikut berlomba. Setiap kuda diberi nomor.

Setelah diberikan aba-aba oleh wasit, pintu pun dibuka. Serentak setiap kuda berlari sekencang-kencangnya menurut arahan joki yang naik di atasnya. Mungkin jarak tempuhnya sekitar 1.000 meter.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline