Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

"Kekuatan Otot" Dibatasi Umur tapi "Kekuatan Pikiran" Sepanjang Hayat

Diperbarui: 2 Februari 2022   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pekerjaan menulis (Sumber: thinkstock.com melalui kompas.com)

Minggu, 30 Januari 2022, terjadi pertarungan ketat di final tenis Australia Terbuka. Medvedev sebenarnya sudah unggul 2 set atas Nadal, lawannya di final. Jika menang 1 set lagi, maka ia akan menjadi juara. 

Namun apa daya, dengan 'kekuatan otot" plus pengalamannya bertanding, Nadal berhasil membalikkan keadaan. Ia unggul di set ke-3, ke-4, dan ke-5 atas Medvedev. 

Jadilah Nadal petenis putra pertama yang berhasil merebut 21 gelar Grand Slam sepanjang kariernya. Sebelumnya, bersama rival abadinya Federer dan Djokovic, Nadal sama-sama mengemas 20 gelar Grand Slam.

"Kekuatan otot" memang menjadi andalan para atlet dalam olahraga pertandingan. Kuat napas, kuat tangan, dan kuat kaki begitu penting. Apalagi ditambah strategi bertanding yang mumpuni. Lihat saja Nadal, meskipun berumur 36 tahun, ia mampu mengalahkan Medvedev yang berusia 26 tahun. Terpaut 10 tahun ternyata bukanlah halangan.

Dalam dunia olahraga tanding, usia 20-an dianggap produktif. Di atas 30 sudah semakin menurun. Lihat saja Federer yang berusia 41 tahun. Memang ia meraih 20 gelar Grand Slam. Mungkin saja ia tidak akan pernah meraih Grand Slam lagi, mengingat di bawahnya ada Nadal dan Djokovic (35 tahun). Belum lagi Medvedev, Tsitsipas, Zverev, dan Thiem yang dipandang sebagai calon pengganti "The Big Three".   

Namun segala kemungkinan masih saja bisa terjadi pada Federer mengingat mental bertanding yang tinggi dan pengalaman yang banyak. Yang jelas, atlet yang mengandalkan "kekuatan otot" pasti dibatasi oleh umur. Di atas kepala 4 para atlet sulit berprestasi maksimal.

Atlet yang mengandalkan kekuatan otot (Sumber: Getty Images melalui tennisnet.com)

Kekuatan pikiran

Beda dengan orang yang mengandalkan "kekuatan pikiran". Mereka bekerja dalam sunyi dan sepanjang hayat. Tentu kalau tidak mengalami titik jenuh atau titik nadir. Penulis, pengarang, dan pelukis, merupakan orang yang mengandalkan "kekuatan pikiran".

Tidak usah jauh-jauh mencari contoh. Di Kompasiana ada Opa dan Oma Tjiptadinata. Usia mereka di atas kepala 7. Mereka aktif menuangkan pikiran dan berbagi pengetahuan. Kebanyakan tulisan mereka bertopik pengalaman sehari-hari.

Saya sendiri baru lewat dari kepala 6. Tulisan-tulisan saya lebih bersifat keilmuan, seperti arkeologi, sejarah, dan numismatik. Namun pada dasarnya tujuan kami sama, ingin berbagi pengetahuan kepada masyarakat. Bahkan kalau mungkin memberi inspirasi kepada kaum muda untuk mengisi waktu dengan konten-konten positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline