Sebelum memiliki Kampus Depok, kampus Universitas Indonesia (UI) memiliki dua lokasi kuliah. Kampus utama, karena rektor berkantor di sini, terdapat di Jalan Salemba Raya. Karena itu dikenal sebagai Kampus Salemba. Lokasi kedua berada di kawasan Rawamangun, sehingga dikenal sebagai Kampus Rawamangun.
Kampus Salemba memiliki Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik. Sementara Kampus Rawamangun memiliki Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Sastra. Kedua kampus mulai dikosongkan sejak 1987, lalu digantikan fungsi lain.
Kampus Salemba masih digunakan untuk berbagai kegiatan UI, sedangkan Kampus Rawamangun diserahkan ke IKIP Jakarta. Dulu Kampus IKIP Jakarta, sekarang bernama UNJ, berdampingan dengan Kampus UI Rawamangun.
Fakultas Sastra
Saya sempat foto-foto Kampus Rawamangun. Karena saya menjadi bagian dari Fakultas Sastra, yah seputar Fakultas Sastra yang saya abadikan.
Fakultas Sastra terkenal dengan Taman Sastra. Di sini para mahasiswa sering nongkrong di atas rerumputan maupun di bawah semacam gajebo. Baik untuk ngobrolin perluliahan maupun hal-hal lain.
Banyak penjual makanan di sekitar Taman Sastra, seperti siomay, baso, toge goreng, gorengan, minuman, dan ketoprak. Para pedagang semakin ramai pada sore hari. Soalnya Fakultas Sastra dipakai juga untuk perkuliahan Program Diploma.
Namanya saja Fakultas Sastra, mayoritas adalah mahasiswi. Nah, inilah tujuan mahasiswa-mahasiswa dari fakultas lain berkunjung ke sini.
Dulu Fakultas Sastra memiliki berbagai jurusan, seperti Sastra Indonesia, Sastra Jawa, Arkeologi, Sejarah, Sastra Jerman, Sastra Prancis, Sastra Inggris, Sastra Rusia, Sastra Jepang, Sastra Cina, Sastra Arab, Ilmu Perpustakaan, dan Filsafat. Jurusan Antropologi pernah bergabung, seingat saya sejak 1982 berpindah ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Selain di Taman Sastra, penjual makanan terdapat di bonbin. Nama bonbin, yang berarti kebon binatang, amat dikenal di kalangan mahasiswa. Pak Wir yang fenomenal lama berjualan makanan, minuman, dan rokok. Para mahasiswa sering ngutang, bahkan ada yang gak bayar. Pak Wir selalu memanggil mahasiswa dengan kata "Den".