Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Menulislah untuk Keabadian dan Dikenang Sejarah

Diperbarui: 2 Januari 2022   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kliping tulisan saya di koran Suara Pembaruan (Dokpri)

Beruntung, saya termasuk rajin mendokumentasikan tulisan-tulisan saya yang pernah dimuat media cetak. Seingat saya, saya menulis sejak 1981. Waktu itu saya masih jarang sekali menulis. Sayang tulisan-tulisan pertama saya belum ketemu.

Saat ini tulisan-tulisan saya yang masih ada sejak 1983. Inilah periode teraktif saya menulis. Jadi saya menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa jurusan lain. Sebagai mahasiswa arkeologi, tulisan-tulisan pertama saya tentu tentang arkeologi. Terutama hasil laporan perjalanan setelah mengunjungi situs-situs arkeologi.

Sekadar gambaran, dulu biaya kuliah Rp 15.000 per semester. Sementara itu honorarium satu tulisan dan foto yang saya terima Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Lumayan kan. Nah, kelebihan uang saya tabung dan membeli buku. Saya termasuk mahasiswa arkeologi yang rajin membeli buku. Waktu itu belum ada toko daring. Jadi saya membeli buku atau majalah di Bursa FSUI dan toko buku Bhakti milik IKIP Jakarta yang memang satu kompleks. Buku-buku itu masih ada sampai sekarang. Hanya beberapa yang tidak kembali karena dipinjam.

Beberapa tulisan saya di Kompas (Dokpri)

Kliping

Tulisan-tulisan yang pernah dimuat koran, kemudian saya gunting. Saya buat kliping dengan terlebih dulu memotong-motong tulisan tersebut. Tadinya saya asal tempel saja di kertas doorslag atau kertas duplikator. Namun kemudian saya buat label dengan judul "Dokumentasi Djulianto S." lengkap dengan data media cetak. Sayang banyak tulisan saya yang saya pindahkan dari kertas seadanya ke kertas berlabel, lupa saya beri data.

Pada 1993 kliping-kliping koran itu saya fotokopi, lalu saya jilid. Saya bagi menjadi tiga bagian, yakni 1983-1987, 1988-1990, dan 1991-1992. Ternyata lumayan banyak. Padahal, saya tidak bekerja di instansi arkeologi.

Di luar masalah arkeologi, saya pun menulis tentang nonarkeologi, seperti numismatik, filateli, dan pariwisata. Namun tulisan-tulisan tersebut tidak sebanyak tulisan arkeologi. Tulisan-tulisan nonarkeologi juga sempat saya jilid untuk periode 1983-1992. Sayang saya belum sempat membuat kliping lagi untuk periode 1993 sampai sekarang.

Kliping tulisan saya masa 1983-1987 (Dokpri)

Blog pribadi

Namun banyak tulisan yang sempat dimuat media cetak lalu mereka buat dalam bentuk daring, saya muat dalam blog pribadi saya hurahura.wordpress.com. Lumayanlah untuk bacaan masyarakat awam. Sejak itu saya mendapat julukan 'guru arkeologi buat masyarakat awam' dari beberapa komunitas pelestari sejarah dan budaya.

Boleh dibilang sejak 2015 tulisan saya di media cetak relatif sedikit. Maklum, media cetak mulai tergerus media daring. Menulis memang membuat nama saya dikenal luas, terutama setelah beberapa kali dimuat rubrik 'Opini' Kompas.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline