Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Kain Songket sebagai Karya Seni, Sumber Ilmu Pengetahuan, dan Keterampilan

Diperbarui: 16 Desember 2021   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menenun kain, bahan dasar songket (Sumber: Museum Nasional)

Banyak orang pasti menganggap kain songket berasal dari Palembang. Memang di daerah ini banyak terdapat perajin songket. Songket Palembang amat terkenal. Namun daerah lain pun banyak menghasilkan kain songket. Misalnya songket Minangkabau dan songket Samarinda.

Songket sering diartikan kain yang ditenun menggunakan benang emas atau benang perak. Menurut penelitian Suwati Kartiwa, kain songket memiliki banyak variasi dilihat dari penggunaan jenis-jenis benangnya. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna. Bahkan ada yang menggunakan benang sulam dan benang katun berwarna. Demikian tertulis dalam buku Kain Songket Indonesia (Djambatan, 1989).

Yang unik, ada kain songket yang menggunakan serat tumbuh-tumbuhan sejenis serat pisang dan jenis-jenis benang sintetis seperti benang rayon dan benang wol. Semua jenis benang itu dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenun.

Bagian konservasi sedang mengamati kondisi benang (Sumber: Museum Nasional)

Jadi kain tenun itu dihias oleh berbagai jenis benang timbul. Benang tambahan disisipkan di atas ataupun di bawah benang lungsi dan benang pakan sesuai dengan pola motif yang akan dibentuk. Prinsip benang tambahan itulah yang disebut songket karena dihubungkan dengan proses menyungkit atau menjungkit benang lungsi dalam membuat pola hias.

Menurut masyarakat Palembang, kata songket berasal dari kata songko, yaitu saat pertama orang menggunakan benang emas sebagai benang hiasan dari sebuah ikat kepala. Di Sumatera Barat songket berasal dari kata sungkit.

Mempersiapkan koleksi songket untuk pameran (Sumber: Museum Nasional)

Museum Nasional

Kain songket Nusantara memperoleh perhatian masyarakat internasional sejak lama. Karena menarik, kain songket itu menjadi barang koleksi. Banyak kolektor songket berasal dari mancanegara. Beberapa lagi berasal dari Indonesia.

Museum-museum mancanegara pun banyak mengoleksi songket. Tercatat The Brooklyn Museum (AS), Field Museum Chicago (AS), Textile Museum Washington (AS), dan Tropenmuseum Amsterdam (Belanda).

Di Indonesia kemungkinan besar koleksi terbanyak dimiliki Museum Nasional. Agar diketahui publik, Senin, 13 Desember 2021, Mendikbud Ristek, Nadiem A. Makarim membuka secara resmi pameran songket koleksi Museum Nasional lewat kegiatan virtual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline