Siang tadi, Kamis, 9 Desember 2021, Museum Kebangkitan Nasional mengundang saya untuk menghadiri Pembukaan Pameran Ruang Memorial Boedi Oetomo. Sebenarnya ruangan ini berada di tempat lama, hanya dibuat dengan penataan baru.
Sekarang ada permainan lampu berwarna-warni. Ada narasi tentang Boedi Oetomo termasuk tokoh-tokohnya. Bahkan ada animasi yang berisi gambar dan dialog antara cucu dengan kakek. Penataan baru dibuat dalam nuansa kekinian. Sebelumnya hanya penerangan statis.
Berhubung masih dalam suasana pandemi, protokol kesehatan diterapkan dalam acara pembukaan. Undangan disebarkan secara terbatas untuk beberapa kepala museum dan komunitas. Meskipun begitu, upacara pembukaan berlangsung cukup meriah.
Pak Pustanto, sebagai Plt. Kepala Museum Kebangkitan Nasional, bercerita tentang gedung STOVIA, Sekolah Dokter Jawa, dan tentang asrama. Lalu tentang benih-benih pergerakan nasional yang dipelopori Soetomo.
Selanjutnya Pak Pustanto menggunting pita tanda peresmian ruang pameran. Sebelumnya Mas Juniawan Dahlan menceritakan peran Wahidin Soedirohoesodo yang berupaya memberikan bea siswa atau studiefonds untuk para pelajar STOVIA.
Soal kongres I juga diceritakan Mas Juniawan. Intinya, kata Mas Juniawan, dulu mereka memerangi kebodohan dan penjajahan menuju Indonesia merdeka, lewat gagasan atau pikiran. Jadi bukan dengan senjata.
Sebagaimana kita tahu dengan lahirnya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, kemudian muncul organisasi pergerakan lain yang juga dipelopori oleh para pemuda. Karena merupakan pelopor, maka pemerintah menetapkan setiap 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Perlengkapan kedokteran masa lalu
Jangan cuma melihat pameran memorial Boedi Oetomo saja. Pengunjung diperkenankan melihat ruangan-ruangan yang ada di Museum Kebangkitan Nasional.