Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Koleksi Pin, Siapa Tahu Menjadi Benda Investasi di Masa Mendatang

Diperbarui: 14 Mei 2021   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berbagai jenis dan ukuran pin hasil berbagai kegiatan (Dokpri)

Salah satu cendera mata yang menarik perhatian saya berupa pin. Bagian depan pin biasanya gambar, sementara di bagian belakang terdapat peniti. Pin sering kali dipasang di atas saku baju. Ada pula di topi atau di tas.

Saya memiliki banyak pin hasil dari berbagai kegiatan, seperti pameran museum, diskusi, seminar, dsb. Pin tersebut terdiri atas dua jenis, yakni berukuran sekitar 5 cm dan berukuran sekitar 4 cm.

Cukup lumayan untuk menjadi benda koleksi. Pin-pin itu saya peroleh secara gratis. Tadi pagi baru sempat saya pilih dan pilah. Ada lebih dari 100 pin hasil selama beberapa tahun. Bahkan ada yang dobel, mungkin bisa untuk tukar-menukar dengan sesama kolektor pin.

Saya masih pikirkan bagaimana cara menyimpan pin-pin itu. Kalau cuma ditumpuk dalam wadah plastik, tentu orang susah mengamati. Kalau ada album khusus pin, sebagaimana album koleksi numismatik dan koleksi filateli, misalnya, tentu akan sangat membantu. Tapi biarlah sementara saya tempatkan dalam wadah plastik.

Lebih dari 100 pin masih dalam wadah plastik (Dokpri)

Ajang olahraga

Saya tertarik pin ketika pernah menonton ajang olahraga di Senayan. Ketika itu saya membeli beberapa buah. Maklum, ajang olahraga itu bersifat internasional. Jadi diikuti oleh atlet-atlet dari berbagai negara. Tentu kenang-kenangan berharga buat atlet-atlet mancanegara itu membeli pin bergambar khas Indonesia, seperti Monas dan Borobudur.

Pin hasil membeli bisa dihitung jari tangan. Selebihnya saya peroleh dari berbagai kegiatan museum, komunitas, dsb.

Sayang pada 2020 lalu, mungkin sekali pada 2021 ini, saya tidak bakal menambah perbendaharaan koleksi pin. Dalam kondisi pandemi Covid masih belum reda, berbagai kegiatan selalu diselenggarakan secara daring. Semoga setelah pandemi menghilang, berbagai kegiatan bisa terlaksana kembali. Tentu dengan memberi cendera mata berupa pin. Siapa tahu pin bisa menjadi benda investasi atau benda bernilai ekonomi di masa-masa mendatang.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline