Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Filosofi dalam Koin Bolong

Diperbarui: 14 Maret 2021   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koin bolong, berbentuk segiempat/kiri dan kanan; berbentuk bulat/tengah (Dokpri)

Selama ini kita mengenal dua jenis uang logam atau koin, yakni koin tanpa lubang dan koin berlubang. Pada awal dikeluarkan, koin berlubang dipandang 'aneh'. Dalam perjalanan sejarah Nusantara, koin berlubang yang populer berasal dari Tiongkok. Dikenal sebagai uang kepeng, sebagian lagi menyebut pis bolong. 

Koin berlubang selanjutnya dikeluarkan pemerintah Hindia-Belanda, ditandai dengan tulisan Nederlandsch-Indie pada koin. Ada beberapa jenis koin bolong dari masa itu. Kebanyakan koin Nederlandsch-Indie berbahan tembaga dan perunggu.

Kepeng Tiongkok/kiri dan koin Nederlandsch-Indie/kanan (Foto: Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali/kiri dan Dokpri/kanan)

Segiempat dan lingkaran

Uang kepeng Tiongkok banyak ditemukan pada berbagai situs arkeologi di Indonesia. Uniknya, lubang pada kepeng berbentuk segiempat. Bentuk koin bulat atau lingkaran. Ada filosofi pada kepeng Tiongkok. Bentuk bulat melambangkan langit atau surga, sementara lubang segiempat melambangkan bumi.

Sebenarnya koin kepeng memiliki tiga jenis ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar. Ukuran kecil berdiameter 18 - 22 mm, sementara ukuran sedang 22,1 -- 28 mm. Ukuran besar jarang ditemukan di Nusantara.

Ilustrasi rencengan koin bolong (Dokpri)

Pada masa Hindia-Belanda koin bolong dibuat dalam nominal kecil. Lubang pada koin Nederlandsch-Indie berbentuk lingkaran. Selain di Belanda, koin itu dicetak di Amerika Serikat. Koin terbanyak berasal dari 1945. Ketika itu memang Belanda ingin menguasai kembali Indonesia yang sudah merdeka.

Kalau kita menafsirkan ada beberapa keuntungan koin bolong. Pertama, menghemat bahan. Dibandingkan koin tanpa lubang, memang ada sedikit pengurangan bahan untuk koin berlubang. Kedua, memudahkan penyimpanan. Koin bolong bisa dirangkai dengan tali, jadi tidak berceceran.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline