Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Tidak Ada Hobi yang Gagal, yang Ada Keterbatasan Menekuni Hobi karena Faktor Ruangan dan Keuangan

Diperbarui: 10 Februari 2021   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi numismatik untuk memanfaatkan waktu luang, namun koleksi yang dobel bisa dijual (Dokpri)

Manusia memiliki beragam hobi, tentu tergantung minat dan kemampuan keuangan masing-masing. Ada yang hobi mencicipi segala jenis makanan, ada yang hobi memelihara tanaman hias, ada yang hobi mengoleksi uang lama, dan ada pula yang hobi mengumpulkan pin. 

Itu baru sebagian hobi yang digeluti masyarakat. Yang jelas hobi dibagi dua jenis, yakni 'melakukan sesuatu' dan 'mengumpulkan sesuatu'. Ada hobi yang mahal, ada pula hobi yang murah.

Dulu saya memiliki beberapa hobi. Yah, untuk memanfaatkan waktu luang saja. Membuat kliping dari guntingan media cetak, seperti koran dan majalah, sering saya lakukan masa 1970-an dan 1980-an. Hobi ini termasuk murah karena saya berlangganan koran dan majalah. 

Kliping yang saya miliki terbagi atas sejumlah topik, seperti arkeologi, museum, numismatik, dan filateli. Belum lama ini kliping-kliping itu saya simpan pada tiga kontener plastik besar. Jumlahnya ada sekitar 50 ordner.

Hobi mengoleksi buku, membaca, dan menulis kloplah dengan hobi berkoleksi numismatik (Dokpri)

Hobi jadi bisnis dan investasi

Hobi memiliki berbagai manfaat, seperti melatih ketekunan, memperoleh informasi dari koleksi, dan masih banyak lagi. Bahkan kadang hobi menjadi bisnis atau menjadi benda investasi. Orang yang hobi memasak, misalnya, bisa membuka usaha restoran atau katering. Orang yang hobi menulis, bisa membukukan karya. 

Kelebihan koleksi bisa dijual untuk memperoleh koleksi baru. Yang jelas, ada kiat-kiat khusus untuk berkoleksi. Yang penting jangan kebablasan saja. Misalnya sisakan uang untuk kebutuhan rumah tangga. Kalau sekiranya ada sisa, barulah untuk menambah koleksi.

Terkadang, yang namanya berkoleksi itu berada di luar akal sehat orang kebanyakan. Bayangkan, koleksi yang di mata orang lain berharga 'aduhai' justru dikejar lewat lelang internasional. 

Sejumlah numismatis Indonesia, sebagai contoh, sering mengikuti lelang internasional. Tak peduli harga sudah mencapai ratusan juta (setelah dikurs menjadi rupiah), tetap saja terjadi perang 'bid'. Koleksi tanaman hias, kabarnya ada yang pernah terjual seharga Rp50 juta bahkan lebih.

Nah, bagaimana bila suatu saat diacak-acak hewan, misalnya tikus atau kucing. Tapi yah sudahlah, yang namanya hobi kadang memang begitu. Kadang rugi tak terduga hingga tertipu membeli barang palsu.  

Selain membuat kliping, hobi lain saya adalah mengumpulkan prangko dan uang lama. Dulu saya mudah mendapatkan prangko. Saya sering minta ke bagian tata usaha perusahaan atau mengunjungi berbagai kedutaan besar yang ada di Jakarta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline