Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Pada Abad ke-9 Masyarakat Jawa Kuno Mengonsumsi Dendeng Kakap dan Minuman Beralkohol

Diperbarui: 30 Mei 2022   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi masyarakat sedang makan dan minum pada relief candi (Foto: Balai Arkeologi DI Yogyakarta)

Makanan apa saja yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Kuno pada masa lampau, pada awalnya menimbulkan keingintahuan yang amat sangat. Maklum, sumber-sumber yang menyebutkan jenis makanan masih amat langka. Beruntung kemudian ada orang yang mampu membaca relief pada candi. Di situ tergambar orang atau sekelompok orang sedang makan dan minum. Namun tentu saja belum diketahui pasti jenis makanan dan minuman itu.

Sumber lain berupa prasasti. Sejumlah prasasti beraksara dan berbahasa Jawa Kuno ada yang menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman. Salah satu prasasti itu Rukam, bertarikh 829 Saka, yang setelah dikonversi menjadi 907 Masehi.

Prasasti Rukam pada logam, bayangkan membaca, mengalihaksarakan, dan menerjemahkan prasasti tersebut (Sumber: Buku Tiga Prasasti dari Masa Balitung)

Tembaga

Prasasti Rukam ditulis pada dua lempengan tembaga. Kedua lempengan sama-sama berukuran 43 cm x 23 cm. Lempengan pertama berisi 28 baris, sementara lempengan kedua 23 baris. Keadaan prasasti cukup baik. Tulisan masih bisa dibaca, namun ada beberapa kata belum ditemukan padanannya dalam Bahasa Indonesia.  

Prasasti menginformasikan peresmian Desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung api. Kemudian penduduk Desa Rukam diberi kewajiban untuk memelihara bangunan suci yang ada di Limwung.  

Prasasti Rukam ditemukan pada 1975 di Desa Petarongan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Saat ini prasasti berada di Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Isi prasasti tersebut dibahas oleh Ibu Richadiana Kartakusuma dalam buku Tiga Prasasti dari Masa Balitung (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, 1982). Ia seorang arkeolog yang mendalami epigrafi (ilmu membaca prasasti).  

Bagian dari Prasasti Rukam yang menyebutkan makanan dan minuman (Sumber: Buku Tiga Prasasti dari Masa Balitung)

Makanan dan minuman

Menurut Prasasti Rukam sajian hidangan makanan disuguhkan dengan cara dihamparkan di depan para tamu undangan. Sebelumnya para undangan itu mengikuti proses upacara penetapan sima. Sima boleh dikatakan tanah hadiah dari kerajaan sehingga bebas membayar pajak. Makanan utama kemungkinan nasi paripurna atau tumpeng.

Makanan yang disajikan ada yang ditim. Ada juga dendeng kakap, ikan duri, udang, ikan gabus, makanan yang dikeringkan, telur, dan kepiting.  Untuk minuman berupa minuman beralkohol, biasanya disebut twak, siddhu, dan cinca. Sayang ada beberapa makanan dan minuman belum teridentifikasi.

Dua buku yang membahas prasasti kuno (Dokpri)

Selain Prasasti Rukam, berbagai jenis makanan dan minuman juga disebutkan oleh prasasti dari abad ke-9 tepatnya masa 901-929. Antoinette M. Barrett Jones menuliskannya dalam buku Early Tenth Century Java From The Inscriptions (Foris Publications, 1984).

Dari List 5 tentang Food and Drink Consumed at Feasts, Jones antara lain menyebutkan bebek, angsa, ayam, ikan, babi, ketam, kerbau, telur, kepiting, cumi, ikan, kalong, rusa, kura-kura, lalapan, rujak, arak, sirup, dan tuak. Banyak istilah masih belum diketahui padanannya sehingga Jones menuliskannya unknown.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline