Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Prasasti Gosari, Unik karena Dipahat di Dinding Bukit Kapur

Diperbarui: 25 Desember 2020   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan pada Prasasti Gosari (Foto: kemdikbud.go.id)

Kalau biasanya prasasti dipahat di atas batu tunggal, prasasti ini terbilang unik. Prasasti Gosari, begitulah para arkeolog menyebutnya, justru dipahat di dinding bukit kapur. Selain rawan karena daya tahan batu kapur, di dekat sini pun ada lokasi penambangan. Sesuai namanya, Prasasti Gosari terletak di Desa Gosari, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Karena unik, prasasti ini sudah tercatat dalam sistem registrasi nasional cagar budaya milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dasarnya adalah SK Bupati No028/394/HK/437.12/2020 sehingga menjadi peringkat cagar budaya tingkat kabupaten.

Pemandangan alam dari bukit kapur tempat Prasasti Gosari (Dok. Sudi Harjanto)

Majapahit

Nama lain Prasasti Gosari adalah Prasasti Butulan. Butulan berarti gua tembus. Prasasti itu berada di dinding Gua Butulan.

Sebenarnya keberadaan prasasti itu sudah lama diketahui warga sekitar. Namun baru pada 2004 dilaporkan oleh sebuah perusahaan. Pada  2005 mulai dilakukan observasi dan penelitian terhadap prasasti itu.

Pembacaan prasasti dilakukan oleh Pak Ismail Lutfi bersama Tim Arkeologi dari Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala Kembudpar. Pak Lutfi seorang epigraf atau pakar membaca prasasti. Saat ini beliau aktif di Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia sekaligus Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda Jawa Timur.

Aksara dan bahasa prasasti diketahui Jawa Kuno. Bacaannya berbunyi demikian:

Di Wasani Ngambal '1298' Duk Winahon Denira San Rama Samadya Makadi Siri Buyutajrah Tali Kursi Raka Durahana.

Terjemahannya:

Pada 1298 Saka atau 1376 Masehi di Ambal waktu itu didiami San Rama Samadaya buyut Ajarh Talikur yang tersingkirkan.

Kemungkinan besar prasasti tersebut berhubungan dengan Kerajaan Majapahit.  Pada masa Patih Gajahangon, pengganti Gajah Mada, San Rama Samadya mulai bertapa di Goa Butulan di Gosari. Alasan San Rama Samadya tinggal di Goa Butulan adalah goa di wilayah Gosari menjadi goa hunian sejak zaman Ratu Sima. Di sekitar goa terdapat dua tempat pemandian berbentuk sendang dan pancuran yang airnya tidak pernah berhenti mengalir. Lihat [di sini].

Di sekitar situs terdapat temuan keramik Cina dari Dinasti Song abad ke-12 -- 13 M, membuktikan keberadaan Situs Gosari sudah ada di era Kerajaan Singhasari. Hal itu juga dipertegas dengan temuan fragmen tembikar bercirikan Gosari pada situs-situs periode Singhasari. Situs tersebut juga memiliki peranan sangat penting dalam dunia industri dan perdagangan tembikar di Nusantara. Lihat [di sini].

Dokter Sudi Harjanto yang senang blusukan ke kepurbakalaan (Dok. Sudi Harjanto)

Medan sulit
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline