Buat warga Jakarta, Gedung Sarinah menjadi saksi sejarah pesatnya pembangunan fisik. Gedung ini terletak di Jalan M.H. Thamrin, persis di depan halte TransJakarta. Halte Sarinah dan nama Sarinah sudah begitu populer, sering kali digunakan sebagai patokan bila kita mencari gedung-gedung di dekatnya.
Pendirian Gedung Sarinah dicanangkan oleh Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1962. Biaya pembangunan berasal dari pampasan perang pemerintah Jepang. Gedung Sarinah mulai beroperasi pada 1966. Awalnya dikenal sebagai Department Store atau toko serba ada (toserba) yang menjual produk-produk kerajinan Indonesia.
Maklum, di dekatnya ada Hotel Indonesia yang juga dibangun dari pampasan perang. Jadi wisatawan yang menginap di Hotel Indonesia bisa berbelanja ke Sarinah yang berjarak sekitar lima ratus meter. Boleh dibilang Toserba Sarinah menjadi mal terbesar dan modern di Indonesia. Bahkan menjadi gedung pertama yang memiliki eskalator.
Gedung Sarinah memiliki tinggi 74 meter yang terdiri dari 15 lantai. Saat itu menjadi bangunan pencakar langit pertama di Indonesia. Sebagai pusat perbelanjaan modern pertama, Sarinah langsung jadi ikon berbelanja di Jakarta. Nama Sarinah diambil dari nama salah satu pengasuh Presiden Sukarno di masa kecil.
Baca Juga: Sarinah dan Sejarah Gedung Pencakar Langit di Jakarta
Sekitar 1968-1970 ayah dan ibu pernah mengajak saya dan kerabat ke gedung itu. Seingat saya menyewa oplet, kendaraan umum seperti mikrolet tapi pintunya ada di bagian belakang. Namanya anak-anak, saya sempat naik turun dengan eskalator. Ketika itu justru banyak orang dewasa terjatuh karena belum terbiasa dengan eskalator.
Seingat saya pada 1984 Gedung Sarinah pernah terbakar. Soalnya saya pernah mendatangi ruangan kantor milik PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan di lantai 8. Ketika itu saya hendak berjumpa dengan Pak Boediardjo.
Relief bersejarah
Karena sudah berusia tua, maka Kementerian BUMN yang mengelola Sarinah akan merenovasi gedung tersebut. Renovasi dimulai pada awal masa pandemi. Diperkirakan renovasi akan selesai pada Agustus 2021.
Ternyata belum banyak orang tahu kalau di dalam Gedung Sarinah terdapat relief dan patung warisan Presiden Sukarno. Selama ini relief tersebut tertutup. Lokasinya di belakang gerai restoran cepat saji McD. Tepatnya berada di ruang mekanikal dan elektrikal gedung perkantoran tersebut.
Relief itu menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia sebelum kemerdekaan. Penggambaran mereka tanpa alas kaki, berkebaya, bahu terbuka, dan bercaping. Terlihat sejumlah petani sedang membawa hasil panen. Pada bagian lain ada nelayan dan pedagang. Di samping relief ada patung setinggi kira-kira tiga meter.