PT MRT Jakarta akan merelokasi Tugu Jam atau Menara Jam yang terletak di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih. Pemindahan dilakukan dalam rangka pembangunan terowongan MRT rute Bundaran HI -- Jakarta Kota. Namun sejauh ini belum diputuskan di mana lokasi baru Tugu Jam itu. "Masih menunggu hasil rapat Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta," kata Pak Junus Satrio Atmodjo. Tugu itu perlu dipindahkan karena pada bagian bawah tugu akan digali untuk pembuatan terowongan untuk kereta bawah tanah.
Tugu Jam dibangun pada 1969, merupakan menara jam pertama yang dibangun pemerintah DKI Jakarta (dulu DCI Djakarta). Saat ini pengelolaannya di bawah Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta. Karena unik, Tugu Jam atau Menara Jam ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
Berat 42 ton
Demikian yang terungkap dalam Webinar "Pelestarian Cagar Budaya Selama Konstruksi MRT Jakarta Fase 2", Kamis, 5 November 2020, dengan pembicara kunci Ibu Silvia Halim (Direktur Konstruksi MRT Jakarta) dan Pak Iwan Henry Wardhana (Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta). Sebagai narasumber Pak Junus Satrio Atmodjo (Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional), Pak R. Cecep Eka Permana (Guru Besar Arkeologi UI), Pak Iswandi Imran (Guru Besar dalam Bidang Material dan Struktur Beton ITB), dan Pak J.J. Rizal (Sejarawan) dengan moderator Pak Wanny Rahardjo (Ketua Departemen Arkeologi UI).
Tugu Jam merupakan struktur tunggal yang terdiri atas lima komponen, yang setiap komponennya tidak dapat dipisah tanpa merusaknya. Satu-satunya komponen yang dapat dilepas hanya empat buah jam di puncak menara. Hingga saat ini keempat jam masih berfungsi dengan baik. Jam buatan Swiss itu bermerk Edox, perusahaan yang berdiri pada 1884.
Kelima komponen itu adalah puncak, badan, kanopi, kaki, dan pondasi. Menurut Pak Junus, bobot menara mencapai 42 ton, berdiri pada lapisan tanah relatif lunak dengan kedalaman air tanah pada 1,5 -- 1,7 meter dari permukaan.
Dipotong Tiga bagian
Menurut Pak Iswandi, tugu setinggi 13 meter itu nantinya akan dipotong menjadi tiga bagian. Dengan bagian pertama adalah puncak atau rumah jam, lalu bagian kedua adalah badan tugu yang memiliki kanopi dan bagian ketiga adalah bagian kaki atau lokasi yang saat ini berfungsi sebagai pos polisi. Pemotongan tidak dilakukan pada daerah yang berpotensi terjadi sendi plastis.
Sendi plastis pada struktur bangunan berfungsi untuk menahan beban getaran. Misalnya, dari gempa tanpa memberikan kekuatan berlebihan pada elemen struktur bangunan karena getaran yang diterima bangunan akan diserap oleh sendi plastis.
Selain pemotongan, tim juga menyiapkan skema pemasangan kembali Tugu Jam. "Sistem injeksi grout atau grouting adalah 'routing' pekerjaan memasukkan bahan yang masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, maupun beton dengan cara tekanan," kata Pak Iswandi.
Pak Junus menuturkan, pemotongan menara jam dianjurkan minimal dilakukan di tiga tempat sesuai bobot, kerentanan struktur, dan kondisi benton bertulang yang membentuk menara.