Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Kata Pak Nadiem Makarim, Museum Berfungsi sebagai Rumah Peradaban, Tempat Belajar, dan Tempat Merenung

Diperbarui: 12 Oktober 2020   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian daerah sumbangan AMIDA (Foto:tangkapan layar dari Youtube)

Hari ini, Senin, 12 Oktober 2020 diperingati sebagai Hari Museum Indonesia. Namun karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, puncak acara dilakukan secara daring. Melalui kanal Youtube sejak pukul 19.00, acara diawali sambutan Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Pak Putu Supadma Rudana. Beliau mengemukakan masa-masa sulit yang kita alami, dimulai dari krisis kesehatan menjadi krisis multidimensi. Salah satu yang kena adalah museum.

Pak Putu juga mengajak kita untuk melihat perjalanan sejarah bangsa, seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit dengan segala pencapaian mereka. Keharuman bangsa Indonesia ini ternarasikan di dalam museum-museum di Indonesia.

"Museum bukan sekadar tempat untuk menyimpan benda-benda masa lampau tetapi rumah inspirasi dan rumah abadi peradaban bangsa buat generasi mendatang," kata Pak Putu.

"Kita bangun komitmen dan solidaritas untuk memberi informasi dan berbagi di masa-masa sulit ini. Tantangan akan mudah bila kita bergandengan tangan. AMI selalu berbagi dan bersinergi dengan pemerintah, akademisi, media, dan lain-lain," kata Pak Putu.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pak Nadiem Makarim berkenan memberikan kata sambutan. Menurut beliau, di masa pandemi ini beliau memiliki banyak kerinduan, salah satunya mengunjungi museum. "Bagi saya museum bukan tempat menyimpan benda, melainkan berfungsi sebagai rumah peradaban, kebudayaan, kreativitas, tempat belajar, inspirasi, dan merenung," katanya.

Kata Pak Nadiem, museum juga menjadi penyambung solidaritas dan perekat memori kolektif lewat pemajuan kebudayaan. Untuk memperkuat solidaritas, Kemendikbud membantu pengadaan jelajah virtual museum. Solidaritas itu membuat kita keluar dari masa sulit. "Semoga kerinduan dapat terwujud," katanya.

Sambutan Ketua Umum AMI Pak Putu Supadma Rudana (Foto: tangkapan layar Youtube)

Kesenian

Hiburan dalam acara puncak diisi dengan lagu Museum di Hatiku yang dibawakan oleh band tuna netra. Sejumlah tari daerah dari Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi ikut menyemarakkan acara. Kesenian tersebut sumbangan dari AMI Daerah.

Saat ini organisasi profesi AMI memiliki 19 AMIDA, termasuk AMIKA. Ada lebih dari 500 museum yang tercatat oleh AMI. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini AMI mengandeng empat komunitas sebagai partner, yakni Komunitas Jelajah (Komjel), Komunitas Historia Indonesia (KHI), Komunitas Jelajah Budaya (KJB), dan Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI). Komunitas memiliki banyak generasi milenial untuk membantu promosi lewat media-media sosial.

Banyak rangkaian acara pada Hari Museum Indonesia 2020 ini. Boleh dikatakan semuanya dilakukan secara daring. Masing-masing AMIDA (AMI Daerah) sudah memiliki sejumlah acara. Acara-acara AMIDA bisa disaksikan lewat Instagram, Youtube, atau aplikasi lain. Kali ini acara sangat padat dan akan berakhir pada 10 November 2020.***

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline