Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Belajar Merawat Koleksi Uang Kuno

Diperbarui: 30 Agustus 2020   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cara memegang uang kertas dan koin (Foto: Zulkifli M.)

Benda apa pun pasti akan mengalami kerusakan. Kualitas dan kuantitas kerusakan tergantung beberapa hal. Misalnya bahan, cuaca, serangga, cara memegang, dan cara menyimpan. Benda yang tergolong mudah rusak adalah kertas. Salah satu benda yang terbuat dari kertas adalah uang.

Masalah pada kertas biasanya bolong dimakan rayap, ada noda, tinta memudar, kertas kering, dan lain-lain. Sementara pada koin biasanya timbul karat atau noda.

Berkenaan dengan hal itu, maka Museum Bank Indonesia (MBI), pada Sabtu, 29 Agustus 2020 menyelenggarakan kegiatan daring CANTIK (binCANg produkTIf asiK) bertema "Kupas tuntas perawatan koleksi uang". Pada kegiatan ini berbicara Pak Zulkifli Mahafatna (Kolektor Uang atau Numismatis), Ibu Made Ayu Wirayati (Perpusnas RI), Dina Serepina (Konservator MBI), dan Ibu Winarni D. Soewarno (Ketua tim koleksi MBI). Acara dibuka oleh Pak Dandy Indarto Seno (Kepala MBI).

Plastik pelindung sebagai salah satu sarana perawatan uang kuno (Foto: Zulkifli M)

Mahal

Perawatan memang mahal. Apalagi kalau koleksi kuno itu sudah berusia puluhan tahun. MBI sendiri memiliki sejumlah koleksi yang berusia ratusan tahun.

Kalau berupa koleksi pribadi, salah satu cara perawatan adalah memperhatikan cara memegang koleksi. Kalau berupa koin, kita harus memegang bagian pinggir. Biasanya dengan telunjuk dan jempol. Begitu pula kalau berupa uang kertas. Sebagaimana kita tahu, bagian pinggir uang kertas umumnya berwarna putih. Sebisa mungkin memegang koleksi harus memakai sarung tangan.

Koleksi pun harus dimasukkan ke dalam plastik pelindung. Untuk koin, ada yang namanya coin holder berupa karton pccb. Ada lagi yang agak mahal berupa kapsul. Jadi ada untuk tingkat numismatis yunior, ada pula untuk kelas numismatis senior atau profesional. Yang penting, tergantung anggaran yang kita miliki.

Koin yang menumpuk dan berkarat (Foto: MBI)

Menurut Pak Zulkifli, yang lebih aman kalau koin dan uang kertas sudah disertifikasi, istilah internasionalnya di-grading. Atau menurut istilah numismatis, 'dikasih baju, dikasih jaket, atau disekolahkan'.  Lembaga grading ada di mancanegara. Untuk itu ada biaya tertentu, tergantung tahun pengeluaran uang. Biasanya yang diberi grading adalah koleksi yang tergolong prima. Dalam numismatis adalah istilah Uncirculated (Unc), Extra Fine (XF), Very Fine (VF), Fine (F), dsb.

Dalam peng-grading-an ada skor 1 sampai 70. Makin tinggi skor, berarti koleksi makin bagus. Rata-rata koleksi milik numismatis berskor 60 ke atas. Kecuali untuk uang-uang masa revolusi fisik 1945-1949. Dapat skor 30 pun sudah termasuk lumayan.

Merawat uang kertas yang berusia ratusan tahun (Foto: MBI)

Cahaya dan debu

Ibu Made Ayu menceritakan penyebab kerusakan kertas seperti cahaya, temperatur, kelembaban udara, dan debu. Misalnya kalau timbul noda permanen pada kertas atau foxing, penyebabnya adalah debu. Seorang konservator, istilah untuk orang yang merawat koleksi, pasti tahu penyebab dan cara untuk meminimalisasi kerusakan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline