Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Kepramukaan dalam Uang Kertas dan Prangko

Diperbarui: 15 Agustus 2020   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampul hari pertama 1996 bertema jambore nasional/kepramukaan (Dokpri)

Sejak lama saya sudah mengoleksi benda-benda numismatik dan benda-benda filateli. Yang termasuk benda numismatik, antara lain uang kertas, uang logam (koin), token, dan medali. Sementara benda filateli terbanyak tentu saja prangko, carik kenangan, dan sampul hari pertama.

Menyambut HUT ke-59 Pramuka 14 Agustus 2020 kemarin, iseng-iseng saya lihat-lihat beberapa koleksi saya itu. Ternyata ada uang kertas yang diterbitkan dengan gambar utama Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sebagai latar belakang adalah perkemahan pramuka.

Uang kertas emisi 1992 bergambar Sri Sultan HB IX dan aktivitas perkemahan pramuka (Dokpri)

Uang kertas itu diterbitkan oleh Bank Indonesia pada 1992. Penanda tangan  uang adalah Gubernur BI Adrianus Mooy dan Direktur BI R. Rachmad. Menurut laman Museum Bank Indonesia, uang kertas itu beredar pada 18 Agustus 1992 hingga penarikan pada 21 Agustus 2000.

Warna dominan uang kertas itu merah jambu/ungu, dengan ukuran 148 mm x 72 mm. Pada bagian belakang terdapat gambar Candi Borobudur. Untuk tanda pengaman, digunakan water mark atau tanda air bergambar W.R. Supratman.

Meskipun termasuk emisi 1992, uang kertas ini dicetak pada 1992-1996. Pada bagian bawah terdapat tulisan Perum Percetakan Uang RI Imp. (1992). Imp singkatan dari Imprint, maknanya tahun cetak. Sebagai misal Imp. 1994 sebagaimana pada foto.

Uang kertas 10.000 tahun cetk 1994 (Dokpri)

Sampul hari pertama

Rasanya baru uang kertas itu yang memberi petunjuk tokoh dan aktivitas kepramukaan.  Beda dengan filateli. Penerbitan benda-benda filateli tentang tokoh atau aktivitas kepramukaan sudah berlangsung beberapa kali. Saya punya beberapa koleksi prangko mint dan used, termasuk carik kenangan dan sampul hari pertama.

Prangko bergambar Sri Sultan dan Lord Baden-Powell (Foto: Berthold Sinaulan)

Pada 2003 diterbitkan prangko Sri Sultan sebagai Bapak Pramuka Indonesia berdampingan dengan Lord Baden-Powell (Bapak Pramuka/Pandu Sedunia). 

Menurut Pak Berthold Sinaulan dalam kegiatan daring Museum Kepresidenan RI Balai Kirti 12 Agustus 2020 lalu, Sri Sultan sangat aktif dalam kepramukaan/kepanduan. Beliau adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka  dalam empat masa bakti berturut-turut, yakni 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970, dan 1970-1974. Atas jasa-jasanya, pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988, Sri Sultan ditetapkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Koleksi numismatik dan filateli bukan hanya bermanfaat sebagai hobi. Keduanya bisa sebagai obyek ilmu pengetahuan karena merekam sejarah.***   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline